Dosen bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UGM, dr.Indrawati, Sp.PA (K)., berhasil menyandang gelar doktor dari Fakultas Kedokteran UGM, Rabu (26/10). Gelar tersebut berhasil diraihnya usai mempertahankan disertasi berjudul “Kajian Faktor Prognosis Klinis, Morfologi, Subtipe Molekular dan Interleukin 10 Pada Diffuse Large B Cell Lymphoma”.
Indrawati mengatakan bahwa limfoma atau tumor ganas kelenjar getah bening termasuk dalam 10 besar keganasan penyakit tidak menular yang banyak dijumpai. Namun begitu, di Indonesia, profil angka kejadian limfoma maupun diffuse large B cell lymphoma berdasarkan klarifikasi WHO belum pernah dilaporkan.
“Subtipe limfoma diffuse large B cell lymphoma ini mempunyai perilaku klinis yang bervariasi,” tuturnya.
Disebutkan Indrawati, kasus tumor limfoid yang ditemukan di RS Sardjito pada rentang waktu 2012-2014 terdapat sebanyak 265 kasus. Selama tiga tahun tersebut, jumlah penderita tumor limfoid terus mengalami peningkatan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Indrawati diketahui bahwa ketahanan hidup penderita diffuse large B cell lymphoma dipengaruhi oleh faktor usia penderita. Penderita berusia lebih dari 60 tahun memiliki ketahanan hidup lebih rendah dibandingkan penderita dengan usia kurang atau sama dengan 60 tahun.
Temuan lain memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara performance status dengan ketahanan hidup diffuse large B cell lymphoma. Penderita dengan performance status lebih dari 3 mempunyai ketahanan hidup lebih rendah dibandingkan dengan penderita yang memiliki performance status kurang dari 4.
Sementara itu, dari analisis univariat tidak diperoleh perbedaan bermakna antara stadium dengan ketahanan hidup diffuse large B cell lymphoma. Hal serupa juga terjadi pada subtipemolekular, polimorfisme gen IL10 dan ekspresi IL10 dengan ketahanan hidup diffuse large B cell lymphoma. (Humas UGM/Ika)