Perhelatan Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2016 resmi dibuka oleh Prof. Intan Ahmad, Ph.D, Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, di Pelataran Candi Prambanan, Selasa (1/11). KMHE yang berlangsung selama 4 hari, 1 – 4 November 2016 diikuti 60 tim dari 38 Perguruan Tinggi seluruh Indonesia.
Kompetisi Mobil Hemat Energi merupakan kompetisi yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan tujuan penguasaan ilmu dan teknologi otomotif hemat bahan bakar dan ramah lingkungan. Selain itu, KMHE sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan mahasiswa teknik, serta meningkatkan kreativitas, disiplin serta mengasah kemampuan soft skill dan hard skill.
Mewakili Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Intan Ahmad mengatakan abad ke-21 telah terjadi banyak perubahan di dunia yang saling berkaitan, yaitu antara globalisasi dan perkembangan IPTEK. Pada saat itu paradigma ekonomi dunia yang sebelumnya menempatkan pengembangan inovasi dan kreativitas dalam IPTEK sebagai penopang, telah berubah di millenia baru. Akibatnya, penciptaan dan pemanfaatan IPTEK secara kreatif dan inovatif menjadi dasar terbentuknya paradigma ekonomi baru yang disebut sebagai knowledge based economy.
Kementerian Ristekdikti yang memiliki 7+1 Prioritas Program, yaitu energi, pertanian dan pangan, kesehatan dan obat-obatan, teknologi informasi, transportasi, pertahanan dan keamanan, teknologi material maju dan maritim/ kelautan telah menjadikan energi sebagai salah satu hal yang perlu mendapat perhatian serius. Selain itu, persoalan energi merupakan kebutuhan vital dalam perekonomian nasional.
“Energi paling besar yang kita gunakan adalah BBM, energi fosil dimana sektor transportasi sebagai konsumen BBM terbesar,” katanya saat membuka kegiatan KMHE 2016.
BBM inipun, kata Intan, akan habis dalam jangka waktu kurang dari 30 tahun mendatang. Kondisi ini tentu akan menimbulkan masalah besar bagi bangsa jika perilaku hidup tidak berubah, dari budaya boros energi ke budaya hemat energi.
Oleh karena itu, bagi Kemenristekdikti terjun dalam pengembangan teknologi otomotif terbaru yang menghemat bahan bakar sekaligus ramah lingkungan perlu dilakukan. Salah satu diantaranya dengan menciptakan alat transportasi yang hemat BBM dan ramah lingkungan.
“Saat ini pun pabrikan otomotif berlomba-lomba membuat moda transportasi hemat BBM atau menggunakan bahan bakar alternatif selain minyak bumi, termasuk mobil hibrida,” katanya.
KMHE 2016, kata Intan, diharapkan bisa memberi kontribusi nyata untuk kemampuan berpikir nalar, berpikir kreatif dan kritis serta mampu mengasah kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Dari kegiatan KMHE 2016 ini pula diharapkan mampu membangun kemampuan mahasiswa dalam berinovasi, melatih keterampilan profesional di bidangnya masing-masing serta membangun kemampuan untuk bekerja dalam tim (team work).
“Yang tidak kalah pentingnya diharapkan dengan KMHE 2016 dapat membentuk sikap ilmiah (scientific attitude) dan values (nilai) dikalangan mahasiswa,” imbuhnya.
Dr. Senawi, M.P., selaku ketua panitia KMHE 2016, menyatakan Kontes Mobil Hemat Energi diadakan sebagai wahana mempertandingkan kreativitas dan inovasi mahasiswa serta knowledge sharing dalam pengembangan kendaraan hemat energi. Karena dalam merancang kendaraan hemat energi perlu memperhatikan unsur-unsur berat/massa, aerodinamis, gesekan, efisiensi engine dan gaya mengemudi yang efektif.
“Kita menyadari ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis. Karena itu, penggunaan energi secara efektif dan efisien, khususnya di sektor transportasi akan sangat membantu upaya penghematan energi,” katanya.
Senawi menjelaskan KMHE rutin dilaksanakan dalam 4 (empat) tahun terakhir, dan di tahun ke-5 ini, UGM ditunjuk selaku penyelenggara Kontes Mobil Hemat Energi tahun 2016. KMHE 2016 diikuti 127 pendaftar dari 57 Perguruan Tinggi se-Indonesia dan setelah dilakukan seleksi. Setelah itu, maka sebanyak 60 tim dari 38 Perguruan Tinggi seluruh Indonesia dinyatakan lolos dan berhak mengikuti kompetisi.
Beberapa kategori yang diperlombakan dalam KMHE 2016, diantaranya kelas Urban sebagai representasi city car yang hemat energi beserta kelas Prototipe sebagai rancangan kendaraan masa depan hemat energi. Kelas bahan bakar yang dikompetisikan yaitu bensin (gasoline), solar (diesel), serta ethanol dan listrik.
“Pada KMHE kali ini, 27 tim bertanding di kategori Urban, yang terdiri 8 tim urban Bensin, 5 tim urban Diesel, 4 tim urban ethanol dan 10 tim urban Listrik. Sedangkan kategori Prototype diikuti oleh 33 kendaraan, yang terdiri dari 12 tim prototype Bensin, 4 tim prototype Diesel, 5 tim prototype Ethanol dan 12 tim prototype Listrik,” jelas Senawi.
Senawi menandaskan kriteria pemenang KMHE adalah kendaraan yang dapat menghasilkan efisiensi bahan bakar paling baik atau paling irit dalam penggunaan energi. Dari semua kategori akan diambil 3 besar pemenang, dan akan diberikan pula off-track award berupa best team dan best video.
“Ada pula kategori kejuaraan tambahan, kejuaraan yang dipersembahkan oleh FDR Tyre, khusus bagi mereka-mereka yang secara khusus menggunakan ban tersebut,” tandasnya.
Pembukaan KMHE 2016 dimeriahkan gending-gending dan tarian jawa gaya Surakarta oleh UKM UGM. Selain itu, dimeriahkan pula dengan penampilan Marching Band UGM yang mengiringi kirab tim-tim yang akan berlaga dalam KMHE 2016. (Humas UGM/ Agung)