UGM menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan 5th International Conference of International Association of Muslim Psychologists pada 4-6 November mendatang di University Club UGM. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama antara 4 Perguruan Tinggi di Yogyakarta, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), serta 2 asosiasi profesi, yaitu International Association of Mulim Psychologists (IAMP) dan Asosiasi Psikologi Islam (API).
Kegiatan yang diadakan setiap dua tahun sekali ini menjadi momentum yang menandai pemindahan pusat aktivitas IAMP ke Indonesia. Karena itu, penyelenggaraan konferensi ini juga akan diikuti dengan pembentukan kepengurusan internasional di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh dosen Fakultas Psikologi UGM yang menjadi salah satu pembicara dalam konferensi ini, Dr. Bagus Riyono, dalam konferensi pers yang berlangsung Selasa (1/11) di Fakultas Psikologi UGM.
“Momentum ini cukup spesial, meskipun bukan pertama kalinya konferensi ini diadakan di Indonesia. Konferensi kali ini menjadi momentum untuk memindahkan pusat IAMP yang tadinya di Malaysia, akan dipindah ke Indonesia. Dengan demikian, nantinya kegiatan IAMP akan lebih banyak diselenggarakan di Indonesia,” tuturnya.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia dirasa memiliki potensi yang besar untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan psikologi Islam. Pernyataan-pernyataan ini sebelumnya telah terlontar dalam berbagai konferensi internasional serta oleh para tamu dari berbagai negara yang sempat mengunjungi Indonesia.
Kegiatan ini, menurut Bagus, diharapkan dapat mendorong perkembangan kajian ilmu psikologi Islam di Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan arah yang diambil oleh Fakultas Psikologi UGM dalam mengembangkan indigenous psychology serta cultural psychology.
“Di UGM sudah cukup lama kami mengembangkan indigenous dan cultural psychology. Diharapkan melalui kegiatan ini manfaat di masyarakat akan lebih terasa,” imbuhnya.
Pada tahun ini, konferensi internasional yang akan menghadirkan pembicara dari 10 negara ini mengambil tema Islamic Child Psychology. Hasil-hasil penelitian tentang keluarga, anak-anak bermasalah, serta school-based mental health juga akan mendapatkan porsi yang besar dalam konferensi kali ini.
Terkait hal tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, Dr. Mochamad Sodik, S.Sos, menyatakan arti penting dari konferensi ini bagi pengembangan psikologi yang berbasis pada keluarga. Ia memandang forum ini sebagai agenda yang penting untuk menyegarkan dinamika keilmuan psikologi, khususnya di Indonesia, serta untuk mengangkat perhatian terhadap aspek mikro yang kerap kali terabaikan.
“Forum ini penting untuk untuk memberikan kesadaran bahwa negara yang kuat tidak akan terwujud tanpa keluarga yang kuat. Kalau mikro jadi perhatian, dinamika konflik di ruang publik dapat lebih mudah diredam,” jelasnya.
Dalam konferensi pers ini turut dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara fakultas terkait dari keempat universitas yang terlibat dalam konferensi ini, yaitu Fakultas Psikologi UGM, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII, serta Fakultas Psikologi UAD. (Humas UGM/Gloria)