VIAR Motor Indonesia menggandeng UGM dalam pengembangan motor listrik yang akan dirilis mulai tahun depan. Dalam waktu 5 tahun ke depan PT Triangle Motorindo bersama UGM melakukan riset dan pengembangan untuk sepeda motor listrik jenis Viar Pulse dan Q1 terutama pada sektor engine, controller, Baterry Management System dan baterai. “Kerja sama riset bidang otomotif ini nantinya bisa mendorong industri otomotif nasional meningkatkan jumlah kandungan komponen lokal,” kata Prof. Dr. Suratman, M.Sc Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat usai penandatanganan kerja sama di Gedung Pusat UGM, Selasa (8/11).
Presiden Direktur PT Triangle Morindo, Ignatius Kartiman, mengatakan alasan VIAR menggandeng UGM dalam pengembangan motor listrik karena UGM dinilai lebih maju dalam riset mobil dan motor listrik. Oleh karena itu, hasil riset dan teknologi otomotif dalam kendaraan listrik tersebut bisa membantu percepatan pengembangan pabrikasi motor listrik VIAR. “Kita harapkan ilmu dari kampus tidak menjadi menara gading, tetapi betul-betul bisa diaplikasikan di dunia industri otomotif,” katanya.
Kepala Pusat Inovasi Otomotif UGM, Dr. Jayan Sentanuhady, mengatakan riset tentang motor dan mobil listrik sudah dilakukan sejak lama. Menurutnya, kendala terbesar dalam pengembangan kendaraan listrik adalah pengembangan kapasitas baterai, motor listrik dan conttroller. “Untuk harga baterai saja bisa mencapai 30 persen dari seluruh harga kendaraan, umur baterai pun terbatas hanya 2-3 tahun,” katanya.
Menurutnya, baterai motor listrik yang dikembangakan oleh UGM saat ini pengisian baterainya memerlukan waktu sekitar 4-6 jam dengan kemampuan penggunaan jarak tempuh sekitar 70 kilometer. Waktu pengisian dan energi baterai untuk motor listrik akan terus diperbaki agar semakin efektif.
Direktur Riset dan Pengembangan VIAR Indonesia, Heru Sugiantoro, mengakui salah satu kendala pengembangan motor listrik selama ini lebih kepada belum efisiennya waktu pengisian baterai dan kapasitas baterai. “Lewat kerja sama ini kita harapkan ditemukannya baterai yang ukurannya tidak terlalu besar tapi memiliki kapasitas listrik yang besar,” katanya.
Seperti diketahui, PT VIAR Motor Indonesia berdiri sejak tahun 2000 lalu. Pabrik motor buatan anak Indonesia berlokasi di kota Semarang dengan kapasitas produksi mencapai 25 ribu unit per bulan. Saat ini, produksi segala jenis motor VIAR sekitar 13 ribu per bulan. Produksi tertinggi pada jenis kendaraan motor roda tiga yang berhasil menguasai pangsa pasar di Indonesia. Meski demikian, pemenuhan komponen lokal sampai saat ini baru mencapai 40-60 persen. Melalui kerja sama riset dan pengembangan dengan UGM diharapkan pemenuhan komponen lokal bisa meningkat menjadi 80 persen. “Kita inginnya komponen lokalnya mencapai lebih 80 persen. Sehingga kita punya kebanggaan akan produk motor Indonesia,” kata Heru. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)