Pemuda memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kontribusi pemuda sangat diharapkan untuk menyukseskan pencapaian pembangunan berkelanjutan (SDGs). Demikian mengemuka dalam diskusi Indonesian Youth Summit 2016 di FISIPOL UGM, Kamis, 10 November 2016.
Diskusi tersebut menghadirkan tiga pembicara yaitu Biyanto Rebin, Ketua Umum Wikimedia Foundation Indonesia, Dian Arymami, S.IP., M.A., dosen Ilmu komunikasi FISIPOL UGM, dan Sugeng Handoko, Inisiator dan pengurus Kelompok Sadar Wisata Desa Nglanggeran, Gunungkidul, DIY.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh generasi muda untuk mendukung pembangunan. Salah satunya dengan menembangkan desa seperti seperti yang dilakukan oleh Sugeng Handoko. Sugeng merupakan sosok pemuda yang mampu menggerakkan warga untuk mengembangkan potensi lokal daerahnya yaitu mengembangkan pariwisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Sugeng mengakui langkahnya untuk meyakinkan warga setempat untuk mengembangkan pariwisata Gunung Api Purba Ngglanggeran tidaklah mudah. Namun, kegigihan Sugeng akhirnya mampu membawa kegiatan wisata di Nglanggeran berkembang dengan pesat. Kesadaran masyarakat semakin tumbuh terhadap potensi wisata kawasan Nglanggeran.
Dalam pengembangan wisata tersebut, Sugeng melibatkan seluruh komponen masyarakat. Tidak hanya pemuda, tetapi para orang tua termasuk ibu-ibu turut dilibatkan. Langkah tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki kawasan sehingga kelestarian lingkungan bisa terjaga dengan baik.
“Jadi masyarakat tidak hanya sebagai pelaku tetapi juga bisa mendapatkan manfaat langsung dalam pengembangan wisata ini,” tuturnya.
Pengembangan wisata ini tidak hanya dapat meningkatkan kesejahteraan warga dan kelestarian lingkungan. Namun, mampu mengurangi tingkat urbanisasi di Desa Nglanggeran karena banyak pemuda yang memutuskan tinggal di desa untuk terlibat dalam pengelolaan wisata.
Sementara itu, Ketua Umum Wikimedia Foundation Indonesia, Biyanto Rebin, dalam kesempatan itu menyoroti tentang kondisi penggunan bahasa Indonesia yang kian memprihatinkan. Menurutnya, banyak masyarakat yang belum menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, termasuk generasi muda.
“Banyak yang menuliskan ide-ide dengan struktur panjang seperti dalam bahasa Inggris. Padahal, bahasa Indonesia itu sederhana berbentuk kalimat SPOK,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Biyanto mendorong generasi muda untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Pemuda diharapkan dapat ikut terlibat dalam upaya mempertahankan bahasa nasional di tengah derasnya arus globalisasi. Salah satunya, dengan turut berpartisipasi dalam membantu Wikimedia Indonesia menjalankan misinya untuk mendorong pertumbuhan, pengembangan, serta penyebaran pengetahuan dalam bahasa Indonesia dan bahasa lain yang dipertuturkan di Indonesia.
“Dengan ikut menyumbang pemikiran di Wikimedia bisa menjadi penggerak kemajuan bangsa,” terangnya. (Humas UGM/Ika)