Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan inovasi teknologi photovoltaic sebagai alternatif pemenuhan energi pada smartphone yang dinamai “Chas Cha Sun”. Mereka adalah Yofrizal Alfi, Marwan Muansher dan Norwenda Tri Harnas dari Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik (FT).
Yofrizal mengatakan ide pengembangan purwarupa Chas Cha Sun berawal dari keprihatinan mereka terhadap penggunaan energi yang terus meningkat. Sementara itu, cadangan energi nasional semakin terbatas sehingga terancam mengalami krisis energi.
“Masifnya penggunaan teknologi elektronik yang berlebihan saat ini memperparah persoalan energi. Salah satunya pada konsumsi energi dari pengisian daya Smartphone,” tuturnya, Kamis (17/11) di Kampus UGM.
Kondisi tersebut mendorong ketiganya mencari solusi untuk mengatasi pemborosan dalam pengisian daya smartphone. Mereka pun mulai membuat membuat inovasi sistem pengisian daya dengan menggunakan teknologi Photovoltaic. Sistem ini memungkinkan pengguna untuk dapat mengisi daya, khususnya smartphone, pada setiap saat tanpa menghasilkan emisi pada lingkungan.
“Dengan memanfaatkan sel Photovoltaic bisa mentrasfer energi cahaya atau matahari menjadi energi listrik,” terangnya.
Dijelaskan Yofrizal, penggunaan sel Photovoltaic ini dalam alat yang dikembangkan karena melihat adanya potensi energi matahari yang sangat besar di Indonesia dan belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, juga sebagai bagian dari upaya mengedukasi masyarakat mengenai teknologi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Chas Cha Sun didesain dalam bentuk sederhana dan bersifat portable. Menggunakan Photovoltaic dengan dimensi relatif kecil dan disatukan menggunakan engsel sehingga bisa dilipat dan dapat dibawa kemana saja.
“Penggunaan daya alat ini juga dapat diatur sendiri oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan dari perangkat yang dimiliki,” imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan Yofrizal, produk Chas Cha Sun memiliki komponen Photovoltaic yang saling dihubungkan secara seri maupun paralel. Oleh sebab itu, pengaturan tegangan pada produk dilakukan dengan melepaskan kabel pada photovoltaic yang terhubung secara seri. Sementara untuk mengatur arus dilakukan dengan melepaskan kabel pada photovoltaic yang terhubung secara paralel.
Kehadiran Chas Cha Sun diharapkan tidak hanya mengatasi permasalahan krisis energi. Namun, juga bersifat ramah lingkungan karena memanfaatkan energi matahari yang diubah menjadi energi listrik melalui penggunaan sel photovoltaic.
“Saat ini Chas Cha Sun masih dalam tahap pengembangan lebih lanjut. Harapannya, kedepan bisa diproduksi dan digunakan secara massal untuk membantu pemenuhan kebutuhan energi masyarakat,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)