Siap yang tidak mengenal tembakau? Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku utama rokok. Namun, tahukah Anda jika tembakau tidak hanya bisa diolah menjadi rokok?
Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Biotech., dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil mengolah tembakau menjadi nata dari tembakau (nata de tobacco) sebagai bahan pembuatan edible film atau yang aman dikonsumsi.
Pengembangan tembakau menjadi edible film berawal dari keinginannya untuk menghadirkan produk alternatif turunan tembakau selain rokok. Abdul Rahman melihat ada potensi besar tembakau dijadikan sebagai edible film.
Pria yang menekuni kajian bioteknologi ini mengungkapkan bahwa penelitian terkait pembuatan edible film menggunakan nata telah banyak dilakukan. Misalnya saja menggunakan air kelapa (nata de coco) maupun pati singkong (nata de cassava). Namun begitu, pemanfaatan daun tembakau sebagai substrat untuk mensintesis nata sejauh ini belum dilakukan. Karenanya dia mencoba untuk meneliti lebih dalam potensi nata de tobacco untuk bahan edible film.
“Nata de tobacco sebagai hasil fermentasi bakteri Gluconacetobacter xylinus kaya akan selulosa sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku edible film,”terangnya di Fakultas Biologi UGM, Senin (21/11).
Dalam pembuatan edible film berbahan tembakau, Abdul Rahman menggunakan sampel daun tembakau dari Desa Krangkeng, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Daun tembakau tersebut diekstraksi dan diolah menjadi nata de tobacco untuk dibuat menjadi edible film dengan penambahan larutan dimetil asetamida (DMAc) dan litium klorida(LiCL).
Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa lembaran nata de tobacco terbaik dihasilkan pada penambahan sukrosa sebanyak 4 persen yg menghasilkan nata dengan ketebalan 1,9 cm.
“Edible film dari nata de tobacco dengan penambahan sukrosa 4 persen direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik karena menghasilkan sifat plastis yang baik sementara untuk aplikasi sebagai pengemas bahan pangan masih akan terus dikembangkan,” paparnya.
Abdul Rahman menyebutkan edible film ini pada prinsipnya aman untuk dikonsumsi meskipun berasal dari tembakau yang memiliki kandungan nikotin tinggi. Hasil penelitiannya memperlihatkan tidak ditemukan adanya kandungan nikotin setelah pemanenan di hari ke-14.
“Dari analisis nikotin tembakau tidak terdeteksi adanya kandungan nikotin di dalamnya,” pungkasnya.(Humas UGM/Ika)