Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) turut ambil bagian dalam Sidang Umum Interpol ke-85 di Nusa Dua, Bali pada 7-10 November 2016. Mereka adalah Aldila Irsyad dan Wyncent Halim dari Fakultas Hukum dan Angelo Abil Wijaya dari HI FISIPOL.
Ketiga mahasiswa muda ini terpilih mengikuti jalannya sidang bertajuk “Setting a Global Roadmap for International Policing” bersama dengan 36 mahasiswa lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Mereka terpilih setelah menjalani serangkaian seleksi oleh Mabes Polri.
Dalam kegiatan tersebut mereka ditunjuk untuk memfasilitasi para delegasi dari 190 negara yang hadir dalam sidang organisasi terbesar kedua di dunia setelah PBB.
“Selama sidang umum Interpol, tugas kita memfasilitasi para delegasi maupun diplomat dari 190 negara, baik memberikan informasi, membantu mereka, notulen sidang umum, dan lainnya,” papar Aldila Airsyad, Rabu (23/11).
Aldila Isryad mengatakan dalam sidang kemarin membahas tiga isu utama. Adapun tiga isu yang didiskusikan secara mendalam adalah terorisme, kejahatan siber, serta kejahatan transnasional terorganisir.
Aldila Isryad mengatakan banyak pengalaman yang didapatkan dari keikutsertaannya dalam mendukung pelaksanaan sidang umum Interpol ke-85 di Bali. Pengalaman yang diperoleh terutama dalam bidang diplomasi dan kriminal internasional.
Sidang umum Interpol ke-85 dihadiri oleh Presiden International Criminal Police Organization (Interpol), Mireille Ballestrazzi; Sekretaris Jenderal Interpol, Jurgen Stock; Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika; Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto; Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Acara tersebut menghadirkan Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sebagai pembicara utama. Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya dalam penyelenggaraan sidang yang diikuti oleh 190 negara Interpol di berbagai belahan dunia. (Humas UGM/Ika)