Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman tinggi. Mulai dari keragaman fisik, demografi, ekonomi, serta budaya. Guru Besar Fakultas Geografi UGM, Prof. R.Rijanta, mengatakan bahwa kebinekaan yang dimiliki Indonesia bisa menjadi kekuatan pemersatu bangsa. Sementara itu, toleransi merupakan alat untuk mempersatukan kebinekaan.
“Toleransi merupakan bagian dari kekuatan dan keberlanjutan Indoensia,” katanya, Rabu (23/11) di Sekolah Pascasarjana UGM.
Dalam seminar nasional “ Pengembangan Wilayah dan Masyarakat Berbasis Kebinekaan dan Kearifan Lokal dalam Memperkokoh Kemandirian dan Kedaulatan Bangsa”, Rijanta menyebutkan di Indonesia variasi sosial-budaya saling beranyam dan membentuk pola saling-silang. Kondisi tersebut menjadikan tidak ada satupun kelompok yang secara eksklusif dapat dibedakan dari kelompok lain menurut semua variabel. Kesadaran penerimaan perbedaan dapat dibuktikan dari ungkapan umum lain desa lain adat, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.
“Untuk negeri sebesar dan seberagam Indonesia, maka integrasi nasional harus menjadi perhatian khusus karena integrasi nasional penting sebagai prasyarat pembangunan nasional,” urainya.
Menurutnya, penanaman rasa cinta tanah air perlu dilakukan sejak dini untuk memperkuat integrasi nasional. Karena kegagalan dalam memahami jati diri bangsa dan lingkungan berpotensi memperburuk integrasi nasional.
“Kegagalan mewariskan pengalaman kolektif historis antar generasi seperti sejarah perjuangan bangsa berpotensi melemahkan integrasi bangsa,”tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Teknik UGM, Prof. Bakti Setiawan. Bakti menyebutkan bahwa keberagaman yang dimiliki Indonesia justru menjadi kekuatan bangsa. Konsolidasi nusantara, kebinekaan, keberagaman, dan kesatuan sebagai kekuatan dalam mewujudkan transformasi demokrasi, desentralisasi, dan komunitas yang berdaya serta berjaya.
“Nantinya Indonesia bisa menjadi juara dalam bidang kebudayaan, keberagaman, toleransi, inklusifitas, dan ketangguhan jika seluruh masyarakat dan semua pihak dapat bersatu dalam kebinekaan,”tuturnya.(Humas UGM/Ika)