Persoalan gangguan jiwa ibarat fenomena gunung es. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Daerah IstimewaYogyakarta menempati posisi kedua setelah Daerah Istimewa Aceh sebagai propinsi dengan prevalensi penderita gangguan jiwa berat yaitu sebesar 2,7%. Di sisi lain, hasil survei data sekunder yang dilakukan Tim Desa Binaan RS UGM (2015) di Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping terdapat 66 orang dengan gangguan jiwa dan baru 4 orang yang mendapat pendampingan pengobatan. Sementara itu, di Desa Sumbersari Kecamatan Moyudan terdapat 42 orang dengan gangguan jiwa.
Melihat kebutuhan masyarakat tersebut, RS UGM bekerjasama dengan Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSUP Dr. Sardjito melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat pelatihan penguatan kader kesehatan jiwa di kedua desa binaan tersebut. Acara dilaksanakan selama 3 hari, 13-15 Juni dan 18-20 Oktober 2016. Pelatihan diikuti sebanyak 26 orang kader dari Desa Banyuraden dan 29 orang kader dari Desa Sumbersari.
Tim pelatih terdiri dari Dr. dr. Carla R. Marchira, Sp.KJ(K) (Psikiater RSUP Dr. Sardjito), dr. Tika Prasetiawati, Sp.KJ , (Psikiater RS UGM), Melina D. Kusumadewi, S.Psi, M.A, Psikolog (Psikolog Klinis RS UGM), dan dr. Budiatri Retno Noorningrum (Dokter Umum RS UGM). Kegiatan juga didukung fasilitator dari Tim Keswasmas (Kesehatan Jiwa Masyarakat) RSJ Grhasia Yogyakarta.
“Kegiatan ini sebagai upaya promotif dan preventif Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ), serta memberi dukungan terwujudnya program DSSJ sekaligus untuk meningkatkan cakupan orang dengan gangguan jiwa melalui deteksi dini,” ujar dr. Tika, Kamis (24/11).
Menurut Tika, para kader dilatih untuk mengenali DSSJ dan macam-macam gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat, cara mendeteksi status kesehatan jiwa keluarga, program kesehatan jiwa Puskesmas, intervensi kesehatan jiwa di masyarakat, penanganan perilaku kekerasan di masyarakat, penggerakan kader untuk melakukan kunjungan rumah serta pencatatan dan pelaporan hasil deteksi status kesehatan jiwa di masyarakat.
Dengan kegiatan ini diharapkan pelaksanaan deteksi kesehatan jiwa dan penggerakan masyarakat di kedua desa binaan tersebut akan terus berlangsung dengan kerja sama antara puskesmas dan para pemangku desa setempat. (Humas UGM/Satria)