Revisi Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang dilakukan melalui Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Nomor 11 tahun 2012 menyebutkan area kompetensi dokter yang salah satunya meliputi prinsip pembelajaran problem-based learning (PBL). Terkait hal tersebut, mahasiswa Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan UGM, Brigjen TNI (Purn) Dr. Buddy H.W. Utoyo, MARS., meneliti pembentukan pengetahuan dan keterampilan metakognitif mahasiswa sebagai dampak dari metode pembelajaran ini.
“Permasalahan yang muncul adalah apakah metode problem-based learning dengan strategi student-centered learning dapat membentuk pengetahuan metakognitif dan keterampilan metakognitif sebagai dasar perilaku pengembangan diri mahasiswa dalam kemandirian belajar, mawas diri, dan belajar sepanjang hayat,” ujar dosen Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta ini saat mengikuti ujian terbuka program doktor, Kamis (24/11) di Fakultas Kedokteran UGM.
Dalam ujian terbuka ini, Buddy mempertahankan disertasinya yang berjudul “Perkembangan Pengetahuan Metakognitif dan Keterampilan Metakognitif pada Mahasiswa sebagai Dampak dari Metoda Pembelajaran Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.”
Berbagai penelitian terdahulu, kata Buddy, menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kurikulum student-centered learning seperti PBL selama pendidikan kedokteran menunjukkan peningkatan kesadaran dan keterampilan metakognitif serta kemandirian belajar. Kemampuan ini, menurutnya, menjadi hal yang penting untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa sehingga memiliki kecakapan untuk bekal hidupnya sebagai insan yang mandiri.
“Jika pendidik bermaksud untuk mempersiapkan masa depan siswa, syaratnya adalah siswa mampu mengembangkan keterampilan pembelajaran seumur hidupnya,” jelasnya.
Mantan kepala RSAD Gatot Subroto ini menambahkan bahwa dalam pendidikan kedokteran, pengetahuan metakognitif dan keterampilan pembelajaran mandiri menjadi hal yang penting karena adanya perubahan yang cepat dalam ilmu kedokteran.
Hasil penelitian yang ia lakukan menunjukkan bahwa metode pembelajaran problem-based learning efektif membentuk pengetahuan metakognitif mahasiswa kedokteran UPN “Veteran” Jakarta pada enam bulan pertama pembelajaran yang meningkat tajam dan selanjutnya meningkat secara fluktuatif pada tahun berikutnya. Meski demikian, hasil serupa tidak ditemui untuk pembentukan keterampilan metakognitif.
“Metode pembelajaran PBL membentuk keterampilan metakognitif meningkat pada enam bulan pertama, namun pada tahun berikutnya hampir merata dan tidak menunjukkan peningkatan,” jelasnya.
Selain itu, profil pembentukan subkategori pengetahuan metakognitif pada setiap tingkat menunjukkan bahwa procedural knowledge sangat menonjol, berbeda dengan declarative knowledge dan conditional knowledge.
“Kemungkinan karena tutor dan mahasiswa lebih terfokus pada patofisiologi dan patogenesa kurang mengupas ilmu kedokteran dasar,” imbuhnya.
Ia juga menemukan kemungkinan bahwa kolaborasi dan teach other pada tutorial memperlemah keinginan mahasiswa untuk melakukan discovery, inquiry, dan exploration terhadap pengetahuan pada pembelajaran mandirinya. Karena itu, ia menyarankan agar pengajar dalam lembaga pendidikan memiliki pemahaman tentang metakognitif yang merupakan kemampuan dasar dari kemampuan pemecahan masalah, belajar mandiri, dan belajar sepanjang hayat.
“Bila lembaga pendidikan dalam hal ini Fakultas Kedokteran telah berkomitmen menggunakan strategi pembelajaran student-centered learning, diharapkan semua dosen dan tutor memahami tentang metakognitif,” jelasnya. (Humas UGM/Gloria)