Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menjalin kerja sama dengan AXA Indonesia dan AXA Mandiri dalam pengembangan pendidikan profesi Aktuaris dan kegiatan literasi keuangan, Selasa (29/11). Kerja sama ini dilaksanakan untuk mencetak lulusan tenaga Aktuaris di Indonesia yang saat ini jumlahnya masih sangat minim.
Dekan FMIPA UGM, Prof Triyono, SU., mengatakan pihaknya akan mendorong lahirnya tenaga Aktuaris baru dengan mengupayakan pendirian prodi aktuaria. “Saat ini tengah digodok naskah akademiknya, kita targetnya selesai tahun ini untuk diusulkan di senat akademik fakultas, sebelum diajukan ke Universitas, ” kata Triyono kepada wartawan di kampus FMIPA UGM.
Triyono mengaku keperluan akan tenaga Aktuaris memang sangat banyak namun kertersediannya masih minim. Menurutnya, kondisi ini menjadi bahan pertimbangan fakultas untuk menginisiasi pendirian prodi aktuaria tersebut. “Sesuatu yang saya kira besar manfaatnya bagi masyarakat perlu kita dukung,” ujarnya.
Presiden Aktuaris Indonesia (PAI), Rianto Ahmadi Djojosugito, mengatakan jumlah anggota PAI saat ini sekitar 465 orang. Itu pun sudah banyak yang sudah tidak aktif. “Kita kekurangan Aktuaris di dunia industri,” katanya.
Di tingkat regional Asia Tenggara, katanya, ketersediaan akan tenaga Aktuaris banyak diisi dari Malaysia yang setiap tahunnya mampu menghasilkan ratusan Aktuaris baru. “Setahu saya, 60 persen Aktuaris yang ada di Singapura itu berasal dari Malaysia,” katanya.
Untuk meningkatkan jumlah Aktuaris di dalam negeri, kata Rianto, saat ini sudah ada tujuh universitas yang berencana mendirikan prodi aktuaria diantaranya UGM, UI, ITS, Unpad, dan Trisakti. “Sedangkan IPB sudah membuka Prodi Aktuaria,” katanya.
President Director AXA Mandiri Finansial Service, Jean Philipe Vandenschrick, mengatakan kerja sama pengembangan pendidikan profesi Aktuaris dengan FMIPA UGM dilaksanakan lewat program pertukaran mahasiswa, pengiriman tenaga ahli, serta mengundang para tenaga pengajar untuk berkunjung ke perusahaan asuransi milik Bank Mandiri tersebut.
Deputy Commisioner OJK Bidang Industri Keuangan Non Bank (IKNB), Edy Setiadi, mengatakan pihaknya menyambut kerja sama ini yang menurutnya sejalan dengan program OJK untuk mencetak 1.000 tenaga Aktuaris. “Jangan sampai kebutuhannya banyak tapi yang mengisi dari luar, sebaiknya bisa terpenuhi dari negeri sendiri,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)