Inspiranesia Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UGM selama dua hari, 28 – 29 November 2016 mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) bidang lingkungan antar mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia. LKTI bidang lingkungan diikuti 7 perguruan tinggi dengan mengusung tema Menggagas Indonesia Hijau.
Ketujuh perguruan tinggi tersebut, yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Muslimin Indonesia, Universitas Diponegoro dan Universitas Brawijaya. Mereka dinyatakan lolos dan masuk final setelah sebelumnya pada 12 September – 12 Oktober 2016 telah mengirim abstrak dan menginput paper.
“Sebenarnya 50 tim dari Sabang sampai Merauke mendaftar kompetisi ini, namun hanya 25 tim lolos abstrak, dan setelah dilakukan seleksi lagi hanya 7 tim lolos menuju final,” ujar Fahmi Yahya, mahasiswa FIB UGM angkatan 2014, selaku project officer, di GSP UGM, Selasa (29/11).
Fahmi Yahya menjelaskan Inspiranesia merupakan Program Kerja (Proker) Kementerian Pengembangan Karya dan Potensi Mahasiswa, BEM KM UGM. Kementerian ini menaungi 4 (empat) departemen, diantaranya Ekma (Ekspo Mahasiswa), Gamacom (Gadjah Mada Competition), GMA (Gadjah Mada Awards) dan Sakagama (Sabha Karya Gadjah Mada).
“Untuk kegiatan Menggagas Indonesia Hijau dilaksanakan oleh Gamacom dan berlangsung selama 2 hari, 28-29 November 2016”, jelasnya.
Menurut Fahmi, Gadjah Mada Competition menggelar LKTI bertema Menggagas Indonesia Hijau dengan berpedoman pada pasal 33 ayat 3, UUD 1945. Melalui tema ini diharapkan BEM KM UGM yang kebetulan sedang menggiring isu lingkungan mampu mengampanyekan lingkungan kepada generasi muda Indonesia.
Mahasiswa dengan tridharma perguruan tinggi, pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat, diharapkan mampu menggugah partisipasi generasi muda, terutama mahasiswa dalam mengampanyekan Indonesia Hijau. Sebab, urusan lingkungan tidak semata-mata tanggungan pemerintah, namun seluruh masyarakat untuk bisa memberikan kontribusinya.
“Mestinya semua bisa berkontribusi dalam menjaga kemaslahatan umat melalui lingkungan. Bagaimanapun Indonesia sedang mengalami degradasi lingkungan, terbukti sungai paling tercemar di dunia terjadi di Indonesia, yaitu sungai Citarum. Belum lagi kebakaran hutan dan banjir. Kita prihatin kejadian-kejadian tersebut seperti sudah menjadi polemik tahunan dan tentunya sangat memukul Indonesia sebagai negara tropis,” paparnya.
Panitia lainnya, Siti Nur Haliza, menambahkan banyak karya-karya orisinal berbentuk prototipe ditampilkan dalam LKTI bidang lingkungan. Prototipe tersebut diantaranya Green Akumulator (mirip aki), ekstrak daun mahoni bahan pengganti asam sulfat, dan serabut kelapa untuk stereform.
Beberapa karya tersebut, kata Siti Nur haliza, sangat mungkin diterapkan di Indonesia. Bahkan, ia yakin 100 persen dapat diterapkan di tengah masyarakat karena teknologi-teknologi tersebut mudah, murah, sederhana dan tepat guna.
Mereka yang keluar juara I akan menerima Piala Presiden dan uang pembinaan sebesar 5 juta rupiah, juara II meraih Piala Kementerian Lingkungan Hidup dan uang pembinaan 3 juta rupiah dan juara III menerima Piala Kementerian Ristek dan Dikti serta uang pembinaan 2 juta rupiah. Sementara itu, diberikan pula penghargaan untuk karya gagasan terbaik melalui vote. (Humas UGM/ Agung)