Nawa Cita Presiden Joko Widodo yang ketiga adalah kurang lebih membangun dari perbatasan. Sesuai dengan semangat tersebut, maka Fakultas Peternakan sangat mendukung dan juga berkontribusi dalam upaya tersebut. Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, maka Dekan Fakultas Peternakan UGM, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, D.E.A., telah membangun kerja sama sejak tiga tahun terakhir ini dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) dengan mengirimkan tenaga ahli ke perbatasan. Semangat untuk berdaulat pangan yang dibingkai dalam konsep pengembangan pertanian terpadu (integrated farming) di daerah perbatasan ini mengedepankan aspek potensi lokal untuk sebaik-baiknya bagi kesejahteraan rakyat.
Peternakan disadari atau tidak sudah menjadi bagian penting pada kehidupan manusia dalam banyak aspek, salah satunya sebagai suplai protein hewani (daging). Pada 28 sampai 30 November 2016, Fakultas Peternakan terlibat dalam pengiriman tenaga ahli untuk Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Integrated Farming Berbasis Potensi Kawasan Perbatasan Darat yang diselenggarakan oleh BNPP di Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Anggota Bimtek BNPP, Bambang Suwignyo, Ph.D., mengatakan Bimtek ini dalam rangka penguatan kapasitas petani di daerah perbatasan untuk menuju kedaulatan pangan melalui konsep pertanian terpadu. Pada kesempatan itu, Bambang menekankan perlunya optimalisasi pemanfaatan ternak sebagai penghasil pupuk organik dan ketersediaan limbah pertanian sebagai pakan ternak.
“Konsepnya pertanian terpadu dari daerah perbatasan,”kata Bambang, Rabu (30/11).
Peneliti lainnya, Cuk Tri Noviandi, Ph.D., memberikan penjelasan lebih teknis terkait dengan jenis-jenis limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Untuk memperkuat keterampilan maka dilanjutkan dengan praktik pembuatan silage dan pakan komplet (fermentasi) dengan memanfaatkan sumber-sumber bahan pakan yang ada. Penjelasan mengenai budidaya tanaman pangan, pengendalian penyakit dengan memanfaatkan pestisida hayati, pupuk super ramah lingkungan dijelaskan oleh Dr. Tri Harjaka dari Fakultas Pertanian UGM.
Sementara itu, Prof. Ali Agus menyampaikan Bimtek pada daerah perbatasan ini adalah untuk memperkuat hadirnya negara pada daerah perbatasan. Hal ini sangat penting sehingga tidak hanya skill yang akan diperoleh masyarakat perbatasan namun juga menyentuh aspek afektif sebagai warga negara.
“Semoga dari aktivitas pertanian terpadu ini mampu mengokohkan nasionalisme warga perbatasan sehingga semakin bersemangat untuk berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional dengan bersinergi bahu-membahu dalam semangat gotong royong,”kata Ali. (Humas UGM/Satria)