Gadjah Mada Awards (GMA) kembali digelar dengan tajuk “Wake Up and Do Your Greenspiraction.” Kegiatan tersebut merupakan salah satu event dari serangkaian acara Inspiranesia yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM. GMA sendiri merupakan kegiatan penghargaan dan apresiasi kepada civitas akademika UGM berprestasi dalam bidang akademik maupun non-akademik.
Pada bidang non-akademik, penghargaan diberikan pada mahasiswa yang berprestasi dalam bidang seni, budaya, bela diri, aktivis hingga bidang kewirausahaan. Acara dilaksanakan di Grha Sabha Pramana pada Selasa (29/11), malam dan berlangsung meriah dengan hadirnya Scanity, PSM UGM, dan Kemal Palevi.
Ada tujuh belas kategori diusung dalam GMA tahun ini. Beberapa kategori tersebut yakni: The Sagacious Writer, The Spectacular Researchist, The Spectaculer Students, The Top-Hole Innovation Product, The most Social Inspiring Activist, dan beragam kategori lainnya. Koordinator Acara Gadjah Mada Awards, Widyashri Dian Maharani, menyampaikan bahwa dalam GMA 2016, setidaknya ada lima kategori baru yang diberikan tahun ini kepada civitas akademika UGM.
Salah satu kategori baru yang ditambahkan tahun ini adalah kategori The gracious Friend of Earth. Kategori The gracious Friend of Earth ditambahkan pada GMA tahun ini juga tak bisa lepas dari isu lingkungan yang sedang diusung BEM KM UGM. Menurut Koordinator Acara GMA, Widyashri Dian Maharani, saat ini BEM KM UGM sedang menjadi koordinator isu lingkungan dari BEM KM seluruh Indonesia. Oleh karena itu, tema GMA yang diambil pun mengedepankan isu terkait lingkungan.
Selain itu, kategori baru yang diberikan tahun ini yakni The Most Productiv Organization of Regional Student atau dalam bahasa Indonesia berarti Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) Terproduktif. Menurut Widyashri, sebelumnya penghargaan yang diberikan GMA hanya mengakomodasi prestasi-prestasi di bidang akademik. Kategori Ormada Terproduktif tersebut diadakan untuk mengapresiasi Ormada di UGM yang begitu banyak jumlahnya. “Sebelumnya, penghargaan hanya kategori akademik saja, kali ini kami ingin mengapresiasi bakat-bakat lain UGM seperti seni, menulis, budaya di Ormada, dan olahraga,” tutur Widyashri.
Widyashri berharap mahasiswa yang mendapat dan tidak mendapat penghargaan dapat termotivasi agar dapat menjadi lebih baik, khususnya para penerima penghargaan dapat semakin terpacu karena mendapat apresiasi. Andri Imanudin, penerima penghargaan The Saacious Writer, mengaku senang atas penghargaan yang diberikan. Menurut Andri, ini adalah bukti bahwa UGM sangat mengapresiasi mahasiswanya. Senada dengan Andy Aulia Prahardika, peraih penghargaan kategori The Spectaculer Researchist sangat bersyukur dan senang atas penghargaan yang didapat.
“Penghargaan ini bukan menjadi titik puncak pencapaian saya, akan tetapi menjadi amanah bagi saya untuk semakin berbagi pengetahuan kepada teman-teman dan masyarakat Indonesia,” ujar Andy.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa UGM, Mokhamad Ali Zaenal, berharap dengan apresiasi yang diberikan ini dapat menginspirasi Indonesia. Selain itu, sekaligus dapat memacu civitas akademika UGM untuk terus berpacu melakukan hal-hal baik dan menebar kemanfaatan serta mewujudkan Indonesia yang bermartabat. (Humas UGM/Catur;foto: Donnie)