Doping sudah merambah di berbagai cabang olah raga, salah satunya binaraga. Sala satu jenis doping yang sering digunakan oleh kalangan atlet binaragawan adalah Anabolic Androgenic Steroid (AAS) yang merupakan versi sintetis dari hormon testosteron. Meski secara umum binaragawan Indonesia memiliki sikap positif terhadap penggunaan AAS namun penggunaan doping AAS ini masih saja sering dilakukan agar otot nampak terlihat lebih besar, padat dan kering, kemampuan untuk berlatih lebih berat dan lebih lama serta melakukan pemulihan lebih cepat setelah berlatih keras.
Hasil penelitian yang dilakukan Shine Pintor Solemba Patro, mahasiswa Program S3 FEB UGM, terhadap 400 atlet binaragawan di empat kota besar, yakni Yogyakarta, Surabaya, Jakarta dan Bandung didapatkan hasil bahwa 21 persen binaragawan memiliki niat untuk menggunakan kembail doping AAS. Alasan utama mereka untuk menggunakan ulang doping AAS karena mereka merasakan manfaat doping tersebut untuk menunjang kinerjanya sebagai atlet binaraga. “Sikap ini lebih dipengaruhi oleh nilai pencapaian yang dianutnya,” kata Shine Pintor dalam ujian terbuka promosi doktor di ruang auditorium BRI FEB UGM, Kamis (1/12).
Kesimpulan penelitian ini menegaskan variabel sikap, norma subyektif dan kontrol keperilakuan yang dirasakan terbukti merupakan variabel yang dibentuk oleh keyakinan dasar yang menonjol di kalangan atlet binaraga. Perilaku binaraga di masa lalu bahkan mampu menjelaskan sikap binaragawan terhadap penggunaan doping AAS serta kontrol perilaku yang dirasakan binaragawan terhadap penggunaan jenis doping ini. (Humas UGM/Gusti Grehenson)