Menjadi bagian dalam peran-peran pembangunan bangsa adalah hak dan kewajiban setiap warga negara. Setiap orang memiliki cara-cara tersendiri dalam mengekspresikan perannya dalam pembangunan. Sama halnya dengan penyandang disabilitas yang juga memiliki hak dalam mengekspresikan kemampuannya dalam peran-peran pembangunan bangsa. Ada paradigma yang selama ini berkembang tentang para penyandang disabilitas, yaitu mereka tidak bisa berbuat seperti orang normal atau menjadi orang yang banyak memberi kontribusi dalam pembangunan bangsa layaknya orang pada biasanya.
Tentu ini adalah hal yang keliru karena selama ini ada begitu banyak penyandang disabilitas yang mampu melakukan peran-peran yang jauh lebih hebat daripada orang normal pada umumnya. Maka, wajar jika kita harus memberikan ruang ekspresi yang sama kepada penyandang disabilitas karena mereka juga memiliki hak yang sama dan memiliki potensi yang bisa dikontribusikan dalam pembangunan.
Dasar pemikiran itulah yang menjadi landasan diadakannya kegiatan Culture and Art Colaboration (CAC) pengurus LPDP dan Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) UGM, Jumat (2/12) di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM. Kegiatan tersebut digelar sekaligus untuk memperingati hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Senawi, memberikan apresiasi atas diadakannya kegiatan ini karena mengangkat keadilan untuk para penyandang disabililas. Senawi menyampaikan bahwa UGM sangat mendukung pemberian ruang bagi penyandang disabilitas untuk bisa berpartisipasi dalam dunia akademik dan peran-peran pembangunan bangsa.
“Kalian harus selalu bersemangat dan menyiapkan diri dengan baik dalam menghadapi persaingan global,”papar Senawi.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Wening Udasmoro, berpesan kepada semua Awardee LPDP dan BUDI agar nantinya bisa pulang ke daerah masing-masing serta berkontribusi dalam pembangunan daerah. Ia menegaskan bahwa Fakultas Ilmu Budaya UGM adalah fakultas yang sangat terbuka dengan kehadiran peserta didik penyandang disabilitas, terbukti dengan adanya beberapa mahasiswa difabel yang belajar di FIB.
Dalam kegiatan ini ditampilkan pentas seni yang dilakukan oleh para penyandang disabilitas dan juga talkshow dengan menghadirkan pembicara seorang penyandang disabilitas, Hafid Pradipta, yang berasal dari Jawa Barat. Hafid Pradipta adalah salah satu penyandang disabilitas yang akan melanjutkan program master jurusan ekonomi politik di AS dengan beasiswa LPDP.(Humas UGM/Satria)