Sebanyak 13 delegasi dari berbagai universitas di UK melakukan kunjungan ke Sekolah Vokasi UGM. Tidak sekedar berkunjung, mereka juga menawarkan pendidikan tingkat master dan program doktor untuk dosen dan mahasiswa Sekolah Vokasi UGM.
Kunjungan yang dikemas dalam kegiatan Networking & Study in UK Expo berlangsung di Gedung Teaching Industry Learning Centre (TILC) Sekolah Vokasi UGM. Dalam kegiatan yang diselenggarakan Sekolah Vokasi UGM dan Indonesia-Britain Education Centre (IBEC) ini para delegasi memberikan layanan konsultasi berbagai aspek terkait kelangsungan pendidikan tingkat master dan program doktor di Inggris.
Senior Counsellor IBEC, Satyadhi Hendra, menjelaskan kegiatan expo sebagai salah satu kegiatan umum yang biasa dilakukan IBEC bekerja sama dengan universitas-universitas di Indonesia. Untuk kali ini di Sekolah Vokasi UGM untuk memperkenalkan perguruan-perguruan tinggi di Inggris kepada civitas akademika Sekolah Vokasi UGM.
“Kita berharap Sekolah Vokasi UGM bisa mendapat keuntungan dari kerja sama baru ini guna pengembangan-pengembangan kerja sama berikutnya maupun pengembangan kurikulum,” ujarnya di Gedung TILC Sekolah Vokasi UGM, Rabu (14/6).
Satyadhi menuturkan kegiatan semacam ini sejalan dengan visi misi Kementerian Pendidikan yang menghendaki pendidikan saat ini tidak hanya berorientasi ke dalam tetapi juga keluar termasuk pengembangan penelitian. Dengan adanya kunjungan delegasi Inggris ini diharapkan penelitian-penelitian Sekolah Vokasi UGM dapat berkembang.
“Itulah beberapa tujuan dari kegiatan ini. Kita memberikan kesempatan setiap mahasiswa yang hadir bisa memahami atau mengetahui kira-kira ingin melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi seperti apa di Inggris. Caranya bagaimana, seperti apa, dan kenapa memilih Inggris, apa kelebihan dan keuntungannya, itu juga menjadi tujuan kita hadir di Sekolah Vokasi UGM untuk menjelaskan,” ucapnya.
Para delegasi yang hadir antara lain Dr. Peter Nuttall dari University of Bath, Ms. Audrey Kon dari Durham University, Mr. Cal Vin Choong dari University of Exeter, Mr. Alfin Firdaus dari University of Glasgow, Ms. Darshiny dari University of Leeds, dan Ms. Sissy Ariandi/ Ms. Tracey Tee dari University of Liverpool.
Hadir pula Ms. Lillian Chua dari University of Sussex, Ms. Anisa Atlasi Barker dari University of Manchester, Ms. Jessika Azis dari University of Newcastle, Ms. Yurika Sunardi dari Queen’s University Belfast, Ms. Edwina Goh dari University of York, Ms. Amrit Kaur dari University of Nottingham, dan Mr. Kawin Siriwattanakosol dari University of Northumbria.
Para delegasi secara detail menjelaskan program studi S2 maupun S3 yang ada di Inggris. Mereka juga membantu agar mereka yang berminat bisa melakukan proses pendaftaran dan mempermudah proses berikutnya.
Mereka pun menjelaskan berbagai skema beasiswa berupa potongan uang sekolah. Potongan uang sekolah di masing-masing pergruan tinggi di Inggris bervariasi mulai dari pemotongan 2000 poundsterling hingga 10.000 poundsterling.
Meski begitu ada juga perguruan tinggi yang melakukan pemotongan mencapai 20.000 poundsterling. Bahkan, ada beberapa yang memberikan beasiswa secara penuh alias gratis sekolah.
“Jadi, ada beberapa perguruan tinggi di Inggris yang menyediakan beasiswa penuh untuk jenjang S2, namun tidak untuk jenjang S1 atau S3,” jelas Satyadhi Hendra.
Wakil Dekan Bidang Kerja Sama dan Alumni Sekolah Vokasi UGM, Dr. Endang Soelistiyowati, S.Pd., M.Pd, berharap kegiatan yang diselenggarakan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dan IBEC dapat membantu civitas akademika UGM pada umumnya dan Sekolah Vokasi pada khususnya untuk mendapatkan informasi terkait studi lanjut di berbagai universitas di UK. Dengan kerja sama ini pun diharapkan terus berlanjut dan membuka untuk bentuk-bentuk kerja sama yang lain di masa yang akan datang.
Penulis : Agung Nugroho