Mengingat arti penting kesehatan mata untuk masyarakat sekaligus memperingati Dies Natalis UGM ke-67, Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran UGM bersama Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI), Yayasan Bina Netra Yogyakarta, Djarum Foundation dan Klinik Kesehatan Puri Husada menyelenggarakan operasi katarak gratis bagi warga DIY. Operasi dilaksanakan di Klinik Kesehatan Puri Husada, Rejodani, Sleman, Minggu (4/12) diikuti 60 pasien penderita katarak.
Prof. dr. Suhardjo, S.U., Sp.M( K), Ketua Perdami Yogyakarta, sekaligus panitia pengabdian pada masyarakat Dies Natalis ke-67 UGM mengatakan operasi katarak gratis merupakan tradisi lama yang terus berlanjut. Keberlanjutan program operasi gratis ini disebabkan masih banyak masyarakat penderita katarak yang membutuhkan.
Tercatat, setidaknya 285 juta orang di dunia mengalami kebutaan. Data Badan Internasional untuk Pencegahan Kebutaan mencatat 80 persen kasus-kasus tersebut sebenarnya dapat dihindari jika masyarakat mendapatkan layanan mata yang komprehensif.
“Baru saja diresmikan Bina Netra Yogyakarta, yayasan yang ingin membantu orang sakit mata dan yang membutuhkan pertolongan. Di luar negeri, telah banyak yayasan atau NGO seperti ini. Mereka membantu karena menyadari pemerintah memiliki keterbatasan anggaran. Operasi katarak gratis semacam ini jika dirunut sudah kita mulai sejak tahun 1987,” ujar Suhardjo.
Terkait pelaksanaan operasi, menurut Suhardjo, dilakukan dengan standar seperti operasi katarak di RS Dr. Sardjito dan RS YAP. Operasi katarak dilakukan dengan tanpa jahitan berkat sumbangan alat canggih dari Djarum Foundation.
“Bantuan Djarum Foundation tentu sangat meringankan beban pemerintah. Bagimanapun operasi katarak itu mahal, alat-alatnya mahal, karena itu terima kasih Djarum Foundation yang telah menyumbang alat operasi tanpa jahitan,” tuturnya.
Hj. Tri Kirana Muslidatun, S.Psi, selaku ketua yayasan Bina Netra Yogyakarta, mengatakan operasi katarak gratis terbuka untuk warga se-DIY. Berbagai pihak terus bertekad saling dukung-mendukung untuk mewujudkan Yogyakarta bebas katarak.
Tri Kirana menjelaskan Bina Netra Jogja merupakan yayasan yang baru saja berdiri namun kegiatannya sudah lama berjalan dengan nama Jogja Eye Help. Bersama Perdami dan pihak-pihak lain, mereka sudah lama menangani permasalahan buta kornea dan lain-lain.
“Kita semua tahu APBN dan APBD selalu kurang dan kurang, karena itu untuk melakukan kegiatan semacam ini butuh bantuan dari swasta, profesional dan donatur-donatur. Untuk itu terima kasih Djarum Foundation yang telah mendukung kegiatan ini,” katanya.
Tri Kirana mengakui sosialisasi katarak atau blawur bisa disembuhkan masih kurang. Oleh karena itu, diharapkan melalui operasi ini pasien-pasien katarak yang telah dioperasi mau melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.
Budi Darmawan dari Sumbangsih Sosial Djarum Foundation mengatakan hingga penyelenggaraan ke-53 operasi katarak gratis ini telah berhasil membebaskan sekitar 1.900 penderita katarak di 19 kabupaten/kota di DIY dan Jawa Tengah. Ia berharap dengan operasi gratis ini nantinya akan dapat menurunkan angka kebutaan akibat katarak.
“Katarak masih menjadi penyebab kebutaan tertinggi di Indonesia. Padahal, penyakit ini sebenarnya bisa diantisipasi. Sayangnya, masyarakat belum memahami sepenuhnya mengenai katarak dan penyembuhannya,” ujar Budi Darmawan, Program Manager SSDF. (Humas UGM/ Agung)