Sejalan dengan keinginan pemerintah dalam mengembangkan Pendidikan Tinggi Vokasi di Indonesia, Sekolah Vokasi UGM belum lama ini belajar best practise di Jerman. Sebagai upaya pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi maka Sekolah Vokasi UGM menjalin kerja sama dengan beberapa industri di Jerman, salah satunya dengan Siemens.
Dengan kerja sama tersebut diharapkan mampu mendukung inovasi akademik Pendidikan Tinggi Vokasi berdasar dari best practise di Jerman. Dengan kerja sama tersebut, Siemens diharapkan segera bergabung untuk mengembangkan Pendidikan Tinggi Vokasi di UGM.
“Dan benar saja sebelum kita ke Jerman, Siemens Indonesia sesungguhnya telah mendahului berkunjung ke Sekolah Vokasi UGM. Dipimpin Pascal Driescot mereka menyampaikan keinginan masuk ke Indonesia untuk mengembangkan industri, diantaranya merealisasikan program 35 ribu megawatt listrik di Indonesia,” ujar Dr. Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc, Direktur Sekolah Vokasi UGM, Selasa (6/12).
Wikan Sakarinto mengakui lawatan ke Jerman di bulan Oktober 2016 memang untuk belajar lebih banyak pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi. Apalagi, banyak industri di Jerman dikenal peduli pada pengembangan Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Dengan Siemens, maka yang kita tahu Siemens sangat mendukung Pendidikan Tinggi Vokasi. Mereka kerja sama dengan University of Apllied Science di Jerman, hingga memiliki program dual system,” kata Wikan.
Dalam program dual system di Jerman ini, kata Wikan, Siemens menerima mahasiswa dan langsung kuliah di Siemens selama dua tahun. Mereka selama dua tahun mengikuti training di kelas dan praktik. Setelah itu, mereka masuk universitas dengan program S1 Terapan.
“Tahap awal mereka siap menerima magang di seluruh Siemens di Indonesia. Siemens juga siap membantu kurikulum di Vokasi UGM, salah satunya yang sudah siap ditawarkan adalah terkait SMScp (Siemens Mekatronik System certification program),” katanya lagi.
Menurut Wikan, kerja sama SMScp dengan Siemens akan menjadi starting point. Kerja sama ini tentu saja sebagai tindak lanjut menarik Siemens ke Indonesia sebelum mereka masuk ke Jogja untuk mendirikan pabrik.
Dalam kerja sama ini, Sekolah Vokasi UGM menyediakan laboratorium untuk SMScp dan tahun berikutnya akan mengirimkan beberapa dosen SV UGM untuk mengikuti pelatihan SMScp ke Berlin selama 1 bulan.
Pada akhirnya, setelah mereka memiliki sertifikasi, SDM pengajar dan peralatan, maka mahasiswa dalam satu atau dua semester juga akan mendapatkan pendidikan SMScp. Dengan demikian, setelah lulus, selain menerima ijazah dan transkrip, lulusan Sekolah Vokasi UGM yang mengikuti program ini akan menerima sertifikat yang telah diakui secara internasional.
“Nanti, mereka pun bisa langsung bekerja di Siemens seluruh dunia. Inilah awal upaya kita mengembangkan teaching factory dan Siemens ikut berkontribusi. Terkait materi SMScp lebih pada kontrol dan otomatisasi dalam industri semi-semi robot,” tuturnya.
Dual System dengan PLN
Belajar dual system di Jerman, Sekolah Vokasi UGM dalam waktu tidak lama akan membuka Program Dual System dengan PLN. Program Dual System dengan PLN ini untuk Program D3 dan D4 Teknik Pengelolaan Operasi Manajemen dan Perawatan Pembangkit listrik.
Untuk D3, kata Wikan, maka di semester 6 akhir akan penuh di PLN. Meskipun materi-materi terkait PLN sudah masuk kurikulum di semester 2,3,4 dan 5. Selain itu, dalam program ini PLN akan mengirim ahli sebagai dosen untuk mengajar di sekolah Vokasi UGM.
“Mahasiswa yang mengikuti kelas PLN ini akan menerima beasiswa ikatan dinas sejak semester 1 hingga lulus. Sementara UKT dicover full oleh PLN dan setalah lulus menjadi Calon Pegawai (capeg) PT PLN,” terang Wikan Sakarinto.
Demikian juga untuk D4 Teknik Pengelolaan Operasi Manajeman dan Perawatan Pembangkit Listrik. Dalam program ini, mahasiswa di semester 2, 7 dan 8 diharapkan berada di PLN. Sementara materi-materi PLN masuk kurikulum dan dosen-dosen sebagian ahli dari PLN.
“Sama, program ini ikatan dinas, beasiswa dan lulus bekerja di PLN. Satu kelas sekitar 25 – 30 mahasiswa. Seleksi dilakukan secara khusus, seperti kesehatan, psikologi dan lain-lain,” papar Wikan Sakarinto. (Humas UGM/ Agung)