Ekonomi RI tahun 2017 diprediksi tumbuh di angka 5,1-5,2 persen. Kenaikan pertumbuhan ekonomi disebabkan naiknya harga komoditas karena naiknya harga minyak dunia. Untuk itu, pemerintah diharapkan menjaga momentum dana repatriasi tax amnesty serta menjaga defisit dana APBN. Meski demikian, nilai tukar rupiah akan selalu tertekan akibat dampak dari kebijakan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat. “Nilai tukar rupiah akan terus tertekan karena FED (Bank Sentral Amerika) menaikan suku bunga, rencananya akan dinaikkan tiga kali di tahun depan. Namun, dana repatriasi tax amnesty yang masuk akan sedikit membantu rupiah,” kata Pakar Ekonomi Makro UGM, Dr. Tony Prasetiantono, dalam Talkshow TerasKita yang bertajuk Indonesia Outlook 2017 di gedung Poerbatjaraka, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jumat (16/12). Acara diselenggarakan oleh KAGAMA dan UGM.
Tony menerangkan ekonomi Indonesia tahun depan akan terbantu dengan adanya kenaikan harga minyak dunia setelah Arab Saudia dan Rusia sepakat menurunkan angka produksi minyak per hari hingga menjadi satu juta barrel. “Kenaikan harga minyak ini akan menaikkan harga batu bara, jika harga batu bara dan komoditas lainnya naik maka akan ada demand dan pertumbuhan ekonomi kita naik,” katanya.
Program Presiden Jokowi, kata Tony, memprioritaskan pembangunan infrastruktur. Untuk itu, Tony mengharapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa menjaga keseimbangan keuangan negara agar tidak terkuras oleh biaya pembangunan infrastruktur. “Saya kira Bu Sri Mulyani berani meyakinkan Presiden biaya maksimalnya berapa. Hal itu akan menjamin kredibilitas fiskal dan keberlanjutan fiskal. Ia harus harus mengawal defisit APBN tidak boleh lebih dari 3 persen dari GDP,” katanya.
Talkshow yang diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis UGM ke-67 ini juga menghadirkan narasumber lainnya seperti pakar manajemen bencana FT UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., pakar sosiologi politik dan otonomi daerah FISIPOL UGM, Dr. Arie Sudjito, dan Peneliti kulturalisme dari Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) UGM, Dr. Zainal Abidin Bagir.
Soal tantangan menjaga kemajemukan, Dr. Zainal Abidin Bagir menilai pemerintah harus lebih mengedepankan proses penegakan hukum yang lebih tegas. “Meski ada komitmen menjaga kebhinekaan namun prioritas mengatasi hal-hal kecil harusnya polisi lebih tegas. Jangan sampai masalah yang kecil, berlarut-larut karena didiamkan lalu menjadi besar,” katanya.
Menurut Zainal, ajakan yang berbau hasutan dan kebencian lewat media sosial seharusnya perlu ditindak tegas oleh aparat kepolisian. “Pengaruh media sosial itu sangat besar. Saat ini, saya nilai belum dijadikan prioritas oleh aparat penegak hukum kita,” katanya.
Sementara itu, Arie Sudjito menegaskan pentingnya pemerintah melibatkan partai politik untuk meningkatkan kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi serta menanamkan nilai-nilai ideologi dan semangat nasionalisme. “Partai harus berbenah. Tidak adil menyuruh masyarakat lebih dewasa. Tapi masyarakat tidak menikmati ‘kue’ pembangunan. Namun, pendewasaan itu bukan juga tugas pemerintah. Hari ini kita sadari imajinasi kemajemukan menjadi problema besar di masyarakat,” katanya.
Berbagai jenis bencana di tahun 2017 diperkirakan akan terus mengancam di beberapa daerah yang selama ini rawan terkena bencana seperti bencana gempa bumi, banjir, longsor dan erupsi gunung api. Meski begitu, risiko ancaman bencana tersebut dapat diminimalkan apabila pemerintah secara tegas melakukan pengawasan dan melaksanakan aturan pada zona-zona yang sudah ditetapkan menjadi kawasan rawan bencana. “Setiap Pemda memiliki peta zona bahaya. Yang perlu dilakukan aturan pada zona potensi bahaya harus ditegakkan, misalnya tidak boleh mendirikan bangunan di zona tersebut. Apabila tidak dilakukan. Maka harus siap dengan risiko bagi yang tinggal di zona itu. Tidak ada pilihan lain yang harus diperkuat, perlunya sistem pemantauan dan deteksi dini,” kata Rektor UGM, Dwikorita Karnawati. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Donnie)