Bangsa Indonesia akhir-akhir ini tengah diuji dalam hal kemampuan menjaga kemajemukan yang selama ini diyakini mampu mempererat rasa solidaritas. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, antar elemen anak bangsa hendaknya harus terus memperkuat kohesi sosial, mempererat solidaritas serta menghargai adanya unsur kebinekaan yang ada di tanah air ini. Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo, saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kagama di ruang Balai Senat UGM, Sabtu (17/12).
Ganjar Pranowo yang kini menjabat Gubernur Jawa Tengah tersebut berpendapat penyelenggara negara dalam situasi saat ini perlu untuk memperhatikan pentingnya pembangunan budaya dan karakter bangsa. “Pembangunan nation dan character menjadi syarat penting dalam meraih kemajuan,” katanya.
Dikatakan Ganjar, UGM sebagai kampus pertama yang didirikan oleh Republik ini telah memberikan contoh pada bangsa bahwa perbedaan dan keragaman bukan penghalang untuk meraih kemajuan. “Warga civitas akademika UGM berasal dari berbagai etnik, agama dan bahasa. UGM itu pernah dipimpin Rektor yang berasal dari berbagai suku dan agama, ada Profesor Teuku Yacob dari Aceh, ada Profesor Herman Yohannes dari NTT,” terangnya.
Dalam hal kebinekaan, tambahnya, UGM juga telah dan akan selalu mengambil peran terdepan dalam mengingatkan kembali tentang perjanjian luhur bangsa untuk menerima Pancasila sebagai dasar negara. Tidak cukup sampai di situ saja, UGM juga telah dan terus berusaha membuat Pancasila bekerja melalui kajian Pusat Studi Pancasila maupun mencari bentuk rumusan operasional atau praksis Ekonomi Pancasila. “Pancasila tidak cukup dihafal menjadi slogan atau semakin dirasa penting ketika muncul radikalisme dan fundamentalisme. Pancasila harus menjadi ideologi yang bekerja dalam politik, ekonomi dan sosial budaya,” katanya.
Selaku Ketua Umum PP KAGAMA, Ganjar mengajak seluruh anggota Kagama yang mencapai 300-an ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia untuk ikut terus mengimbau seluruh elemen bangsa untuk menjaga keadaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta menegakkan etika dan budaya berdemokrasi.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menuturkan UGM dan Kagama harus terus bersinergi untuk mendorong kemajuan bangsa. Selain menyerukan semangat persatuan dan kesatuan bangsa, menurut Rektor, UGM dan Kagama juga bisa berkontribusi dalam mendorong ekonomi bangsa lewat program menciptakan desa pintar dan tangguh.
UGM berkomitmen untuk membangun Indonesia dari tingkat desa. Pasalnya, angka kemiskinan di desa jumlahnya hampir dua kali lipat dibanding di perkotaan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menurunkan angka kemiskinan masyarakat desa dengan memberi akses seluas-luasnya dalam pendidikan dan ekonomi. ”Kita ingin membuka akses yang luas di bidang pendidikan dan teknologi khususnya untuk masyarakat desa,”katanya.
Salah satu program yang tengah dicanangkan adalah mencipatkan desa pintar lewat penyediaan aplikasi di mobile phone. Aplikasi tersebut, menurut Rektor, bisa mendeteksi kesehatan penggunanya bahkan bisa berkonsultasi dengan dokter yang ada di UGM. “UGM akan menyiapkan 1.000 mobile phone yang berisi aplikasi dan bisa mengecek kesehatan penggunanya secara online. Dari mobile phone nantinya bisa dipantau. Bisa dicek kondisi kesehatan. Kita dorong kebiasaan masyarakat untuk mencegah datangnya penyakit,” katanya.
Rakernas Kagama kali ini diikuti oleh 17 Pengurus Daerah (Pengda) Kagama, diantaranya Pengda Kagama Aceh, Lampung, Maluku, Bali, Banten, DIY, Riau, Sulawesi Selatan, Sumateta Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kaltim, Sumsel, DKI Jakarta, dan Sumatera barat. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Donnie)