Sebagai penghasil susu yang cukup tinggi sebagian besar penduduk Dusun Batang, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tempel, memiliki mata pencarian utama sebagai peternak sapi perah. Sebagian besar penduduk yang merupakan peternak sapi perah ini membentuk suatu kelompok dengan nama Kelompok Ternak Andini Gotro.
Kelompok Ternak Andini Gotro memiliki populasi sapi perah 60 ekor dengan produksi mencapai 400 liter/hari. Sayang, pengetahuan peternak dan wanita tani terkait teknologi pengolahan susu masih kurang sehingga perlu sosialisasi dan pembinaan berupa transfer teknologi pengolahan susu. Apalagi, produksi susu di Dusun Batang ini cukup tinggi sehingga perlu meningkatkan ketersediaan susu bagi masyarakat.
Mengingat arti penting pengolahan susu, Fakultas Peternakan UGM telah melakukan pengabdian masyarakat selama 7 (tujuh) bulan di daerah tersebut. Kegiatan pengabdian dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan, diantaranya sosialisasi, uji kualitas susu segar sebelum pembinaan, penyuluhan tentang pentingnya kualitas susu segar dan penanganan susu pasca pemerahan, kerja bakti kebersihan lingkungan pemerahan susu, uji kualitas susu segar setelah pembinaan, serta persiapan pembuatan produk olahan susu berupa susu pasteurisasi.
“Keterbatasan pengetahuan akan teknologi pengolahan susu menyebabkan peternak lebih banyak menjual susu dalam bentuk segar sehingga keuntungan yang diperoleh juga sangat kecil. Peternak juga melakukan pengolahan susu akan tetapi masih sebatas produk yang sudah banyak beredar di pasaran sehingga kelompok peternak ini masih kalah bersaing dengan produsen lain yang memiliki pengetahuan dan teknologi yang lebih maju,” ujar Prof. Dr. Ir. Indratiningsih, SU, di Fakultas Peternakan UGM, Senin (9/1).
Indratiningsih, selaku dosen pembimbing lapangan, mengakui kesadaran masyarakat di sekitar untuk mengonsumsi susu sesungguhnya semakin meningkat. Sayang, pemasaran susu lebih banyak dalam bentuk segar sehingga produk olahan yang dihasilkan masih sebatas produk yang banyak beredar di pasaran seperti susu pasteurisasi.
“Akibatnya, mereka masih kalah bersaing dengan produsen lain yang memiliki pengetahuan dan teknologi yang lebih maju. Keterbatasan pengetahuan, biaya, dan peralatan menjadi kendala dalam pengolahan susu. Keterbatasan pengetahuan akan teknologi pengolahan susu menyebabkan peternak lebih banyak menjual susu dalam bentuk segar sehingga keuntungan yang diperoleh juga sangat kecil,” katanya.
Padahal, pengolahan susu segar menjadi aneka olahan susu bisa menjadi alternatif dan masih jarang ditemukan di pasaran. Karena itu, pengembangan pengolahan susu akan memberikan solusi bagi peternak dalam memanfaatkan susu yang dihasilkan menjadi makanan ringan dan minuman yang sehat, bergizi, dan memiliki masa simpan yang panjang.
“Dengan penanganan distribusi yang mudah sehingga memberikan berbagai pilihan bagi masyarakat dan konsumen untuk mendapatkan manfaat gizi dari susu. Sosialisasi dan pelatihan tentu sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan kelompok akan pentingnya kualitas susu dan teknologi pengolahan susu, sementara pengadaan alat juga diperlukan untuk pengolahan aneka olahan susu,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung)