Sinergi antara perguruan tinggi dengan rumah sakit melalui academic health system (AHS) perlu dikembangkan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik. AHS merupakan konsep yang mengintegrasikan perguruan tinggi dengan berbagai penyedia layanan kesehatan yang berfokus pada penelitian, pelayanan klinis, pendidikan, serta pelatihan.
“Sinergi AHS dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran (FK) UGM, Prof.dr.Budi Mulyono, Sp.PK (K)., MM., Selasa (10/1) di kampus setempat.
Budi Mulyono menilai AHS menjadi sebuah paradigma baru yang menjanjikan masa depan pendidikan dan pelayanan kesehatan lebih baik. AHS mulanya dibentuk untuk mewujudkan integrasi antara penyelenggara pendidikan kesehatan dengan rumah sakit pendidikan jejaringnya, serta stakeholder terkait dalam rangka mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat. Pengembangan AHS ini diharapkan mampu meningkatkan dan memperkuat pendidikan, penelitian, serta pelayanan kesehatan.
“Saat ini sudah ada tiga perguruan tinggi yang telah menerapkan AHS, yaitu UGM, UI, dan Universitas Hassanudin,” tuturnya.
Budi Mulyono menambahkan UGM telah menjalankan AHS sejak tahun 2014 silam. Secara resmi AHS UGM telah terdaftar menjadi anggota Association of Academic Helath Center International (AAHCI). AHS ini melibatkan RSUP Dr. Sardjito, RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro, RS UGM, RSUD Banyumas, RSPAU Hardjolukito serta dokter. Tidak hanya itu, tetapi juga menggandeng tenaga kesehatan lainnya, seperti perawat, bidan, farmasi, dokter hewan, organisasi kesehatan, serta lembaga penjaminan.
“Perkembangan AHS di FK UGM berjalan dengan baik dan diharapkan dapat memberikan ruh akademik dengan pendidikan dan penelitian sistem pelayanan kesehatan secara terintegrasi. Dengan begitu, bisa tercipta keseimbangan akademik dengan rumah sakit,” papar Ketua AHS FK UGM ini
Melihat pentingnya AHS untuk meningkatkan layanan kesehatan yang lebih baik, pihaknya berencana menggelar seminar internasional “International Conference Academic Helath System (AHS) Southeast ASIA Regional Meeting 2017” pada 12-13 Januari 2017 di Auditorium FK UGM. Seminar akan menghadirkan Menteri Kesehatan RI, Nila Moelok dan Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti (Dirjen SDID) Kemristekdiki, Ali Gufron. Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat lahir berbagai inovasi dalam mengintegrasikan layanan pendidikan, penelitian, dan kesehatan dalam jejaring AHS.
Sementara itu, Prof.Dr.dr.Teguh Aryandono, Sp.B(K) Onk., menyebutkan bahwa AHS telah diterapkan di Amerika Serikat dan Belanda. Konsep tersebut telah berjalan dengan baik di kedua negara itu. Dia mencontohkan di Amerika ada sekitar 125 AHS yang sudah berjalan dengan baik.
“Di Indonesia sudah ada 3 AHS, harapannya akan terbentuk lebih banyak lagi untuk percepatan pelayanan kesehatan yang lebih baik,” katanya.(Humas UGM/Ika)