Untuk mendukung perkembangan UGM menjadi perguruan tinggi yang unggul dan bertaraf dunia, pada tahun 2017 ini UGM akan meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan serta penelitian, khususnya dalam bidang-bidang yang menjadi unggulan UGM. Salah satu bentuk dari kerja sama yang akan dilakukan adalah dengan mendatangkan dosen dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di dunia untuk mengajar atau melakukan penelitian bersama UGM dalam jangka waktu tertentu.
“Exchange dosen itu merupakan sesuatu hal yang sangat menarik karena dengan demikian kita tahu apa yang menjadi tren ilmu pengetahuan di luar negeri dan kemudian kita bisa melihat apa yang bisa kita manfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia,” ujar Wakil Rektor UGM Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset, Prof. Dr. Ir. Budi Santoso Wignyosukarto, Dip.HE, Kamis (12/1) di Gedung Pusat UGM.
Menurut data dari Kantor Jaminan Mutu UGM, ia menyebut bahwa saat ini terdapat 310 dosen asing yang memberikan jasa mereka bagi UGM baik dalam bidang pendidikan maupun penelitian. Mereka hadir di UGM melalui berbagai skema, misalnya melalui program double degree, exchange, kerja sama riset antarperguruan tinggi, atau sebagai bentuk sabbatical leave. Karena itu, seiring dengan semakin meningkatnya kerja sama yang dilakukan UGM dengan berbagai institusi, kemungkinan adanya penambahan jumlah dosen asing pun semakin besar.
“Kita mempunyai program teaching industry dan pusat-pusat unggulan riset, maka saat ini kerja sama riset dengan perguruan tinggi dan industri di luar negeri semakin maju. Jadi, kita bisa mempunyai dosen asing yang lebih banyak ke UGM,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Budi menekankan bahwa dosen asing yang mengajar atau meneliti di UGM saat ini dan yang akan dihadirkan di waktu mendatang bukanlah dosen permanen yang direkrut dan digaji sendiri oleh UGM, melainkan dosen yang diundang melalui berbagai bentuk kerja sama yang telah ia sebutkan sebelumnya.
“Sebetulnya dosen-dosen asing yang kita ingin undang itu adalah seperti yang sudah terjadi beberapa saat ini. Tidak kemudian mengundang dosen asing menjadi dosen permanen di UGM. Kita memanfaatkan kerja sama-kerja sama yang dilakukan yang memang banyak sekali,” urainya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Rektor UGM Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D. Ia menjelaskan bahwa meningkatnya jumlah dosen asing ini lebih banyak dari hasil riset dan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri. Iwan juga menepis isu bahwa UGM akan merekrut sejumlah besar dosen asing pada tahun ini.
“Tidak merekrut. Dari mana UGM akan membayar gaji mereka? Jadi, para dosen asing itu yang membiayai ya para mitra UGM itu sendiri,” tegasnya.
Iwan menjelaskan, UGM terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan hingga mencapai level terbaik dunia, dan para dosen asing ini akan menambah pengetahuan mahasiswa serta memaksimalkan kegiatan akademik di UGM. Terkait peningkatan kualitas tersebut, ia menyebutkan beberapa langkah yang ditempuh UGM. Selain mendatangkan dosen asing untuk mengajar dan membimbing mahasiswa program Strata-2 dan Strata-3, UGM juga akan memantapkan kerja sama dalam Memorandum of Understanding (MoU) serta meningkatkan program double degree dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri. (Humas UGM/Gloria;foto: Firsto)