Tim English Debate Society (EDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi debat tingkat nasional Indonesian Varsity English Debate (IVED) 2017 di Universitas Sanata Dharma, 13-17 Januari kemarin. Selain berhasil menjadi jawara, tim EDS juga berhasil menyapu bersih semua gelar penghargaan, yaitu sebagai best speaker dan best reply speaker.
Kompetisi ini diikuti 46 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya seperti Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pelita Harapan, Universitas Bina Nusantara, Perguruan Tinggi Teknokrat, serta Institut Teknologi Bandung.
Noel Hasintongan, salah anggota satu tim EDS UGM, mengatakan UGM mengirimkan tiga tim dalam kompetisi ini. Tim pertama beranggotakan Dhanny Lazuardi serta Rizqi Isnurhadi dari Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL. Tim kedua terdiri dari Syagung Gunawan (FH), Nadhif Aqliandhana (HI), dan Sandy Sanjaya (Teknik Nuklir). Berikutnya, tim ketiga beranggotakan Rahma Hanum Amalia (FH), Firstollia (FEB), dan Haikal Satria (FEB). Hanya saja, tim pertama yang berhasil masuk babak final. Sementara dua tim UGM lainnya, terpaksa harus menghentikan langkah mereka di babak perempat final dan semi final.
“Di final kami bertemu dengan tim dari ITB diberikan mosi tentang pergerakan sosial,” kata Noel, Rabu (18/1) di kampus UGM.
Noel menyampaikan dalam kompetisi itu mereka harus melalui serangkaian seleksi yang cukup ketat. Dia dan tim harus melalui enam tahap pra-eliminasi, perempat final, semi-final, dan final.
“Dalam kompetisi kemarin kami berkompetisi dengan berbagai tema, seperti hukum, ekonomi, sosial, hubungan internasional, dan isu-isi terkini,” jelasnya.
Selain memperoleh juara pertama, dalam kompetisi itu Noel berhasil mendapatkan penghargaan sebagai best speaker sekaligus best reply speaker.
Prestasi yang diraih tim EDS UGM dalam kompetisi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi mereka. Pasalnya, gelar juara yang sempat terlepas selama 2 tahun terakhir di kompetisi yang sama bisa diperoleh kembali.
“Senang dan bangga, akhirnya kami bisa menyabet juara setelah terakhir juara IVED di tahun 2014 lalu,” imbuh Rizqi.
Keberhasilan yang diraih, kata dia, tidak lepas dari usaha dan latihan secara intensif yang dilakukan selama 1 bulan terakhir. Hampir setiap hari selama bulan Desember 2016 lalu, mereka berlatih debat Bahasa Inggris bersama dengan sesama anggota EDS dan alumninya.
“Kami latihan berdebat dengan berbagai macam mosi dan berbagi informasi terkait isu-isu terkini,” tutur Rizqi.
Sry Hardini Puteri, salah satu pelatih EDS, mengatakan bahwa tim-tim yang terpilih mewakili EDS UGM dalam IVED merupakan tim yang diperoleh dari seleksi ketat kepada seluruh anggota. Mereka diseleksi melalui empat ronde debat.
“Dari 6 ronde debat ini dipilih 9 orang dengan skor tertinggi untuk mewakili EDS di IVED,” terangnya.
Sry mengaku bangga tim-tim yang dikirimkan dalam IVED dapat tampil secara maksimal. Bahkan, bisa menyabet gelar juara dan memboyong seluruh gelar penghargaan di kompetisi itu. Dia pun berharap tim EDS UGM ke depan akan mampu mengukir prestasi dalam berbagai kejuaraan tingkat nasional dan internasional.
“Mohon dukungannya supaya EDS UGM bisa semakin banyak menorehkan prestasi gemilang di kancah nasional dan global,” pungkasnya.(Humas UGM/Ika)