Enam mahasiswa pecinta alam Fakultas Kehutanan UGM, Mapala Silvagama, turut berpartisipasi dalam Asian Waterbird Cencus (AWC) 2017. Kegiatan berlangsung pada 3-6 Januari 2017 di Segara Anakan, yakni laguna yang menjadi batas antara Pulau Nusakambangan dengan Jawa, Kabupaten Cilacap.
Enam mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut adalah Arifatul Lutfa, Agus Kusmawanto, Adita Fauzan, dan Ardelia Via Arthavia. Berikutnya, Elna Novitasari br Ginting, serta Galih Wahyu Setya A.
Arifatul Lutfa menjelaskan bahwa kegiatan ACW ini di Indonesia sudah berjalan sejak tahun 1986. Pada tahun ini, ACW diikuti 160 peserta meliputi akademisi, pengamat burung, aktivis lembaga swadaya masyarakat, serta dari institusi pemerintahan.
Lebih lanjut dipaparkan Arifatuyl Lutfa, Asian Waterbird Cencus (AWC) merupakan kegiatan tahunan pemantauan burung air yang dikoordinasi oleh Wetlands International yang bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Acara ini menjadi sebuah media dalam upaya pelestarian burung air beserta lahan basah sebagai habitatnya.
“Data yang diperoleh dari Asian Waterbird Cencus dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan kawasan ramsar, penentuan populasi burung air secara global, serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi,”urainya belum lama ini.
Dari pendataan itu nantinya dapat digunakan dalam upaya pelestarian populasi burung air. Data yang dikumpulkan dapat diakses secara terbuka sehingga bisa dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk menunjang kegiatan konservasi.
“Banyak pengalaman yang kami dapatkan dengan mengikuti kegiatan ini, terutama terkait upaya pelestarian burung air,” tuturnya. (Humas UGM/Ika)