Pada 17-20 Januari 2017, pertama kali dalam sejarah, Universitas Gadjah Mada (UGM) berkesempatan untuk berpartisipasi dalam acara CNBC-World Economic Forum di Davos, Swiss. Melalui spirit socio-entrepreneurial, UGM menampilkan karya-karya inovatif yang difokuskan untuk mewujudkan smart and resilient village melalui teknologi digital. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kemakmuran antara masyarakat desa yang didominasi oleh kelompok petani dengan masyarakat di daerah perkotaan.
Teknologi digital yang dibangun oleh UGM merupakan bagian dari solusi permasalahan keterbatasan akses masyarakat desa terhadap layanan kesehatan maupun akses terhadap keahlian di bidang pertanian.
Pada acara tersebut, Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., menyampaikan pentingnya pembangunan masyarakat di wilayah pedesan sebagai tulang punggung ekonomi bangsa.
“Kesenjangan ekonomi antara masyarakat desa dan kota perlu dikurangi secara signifikan dengan membangun masyarakat desa yang cerdas, memiliki akses terhadap informasi kesehatan maupun pertanian, mampu menggunakan teknologi secara bijak dan cerdas, dan mengubah paradigma konsumtif menjadi produktif dalam rangka mencapai kemakmuran,” terang Dwikorita dalam wawancara dengan CNBC.
Kehadiran delegasi UGM dalam acara World Economic Forum merupakan bagian dari kolaborasi UGM dan Six Capital di Davos, yang terlaksana melalui acara CNBC on Davos 2017. Kegiatan CNBC on Davos ini menampilkan inisiatif UGM dan Six Capital dengan mengetengahkan isu-isu terkini di bidang digital technology. Hadir sebagai tamu adalah para tokoh kenamaan seperti Joseph Stiglitz, Matt Damon, Will.i.am., Thomas Friedman, dan lain-lain. Sebelumnya, tanggal 18 Januari 2017, diadakan pula Indonesia Night sebagai salah satu rangkaian acara. Delegasi UGM dipimpin oleh Rektor Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. sedangkan Six Capital dipimpin oleh Chairman and Founder Mr. Patrick Teng.
UGM berkomitmen untuk meminimalkan gap antara kehidupan masyarakat urban dan rural sehingga pengembangan smart and resilient village menjadi salah satu program unggulan UGM pada saat ini. Melalui kerja sama dengan Six Capital, UGM telah merintis dan merealisasikan misinya dalam mengembangkan riset dan inovasi dalam bidang digital technology, yang bertujuan untuk membangun budaya inovasi dan kolaborasi antarcivitas akademika di lingkungan UGM. Kolaborasi tersebut diwadahi melalui Digital Innovation Center.
Pada awal pengembangannya, Digital Innovation Center tersebut meliputi kegiatan riset dalam lima streams, yaitu personal digital healthcare, geospatial mapping, big data analytic, center of excellence for financial trading, dan smart village (GamaDesa). Di bawah koordinasi Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, berbagai unit di lingkungan UGM sangat aktif terlibat dalam kegiatan riset dan inovasi tersebut, antara lain Departemen Geodesi dan Geomatika, Departemen Teknik Elektro dan Teknik Informatika, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Geografi, Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit UGM, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, dan PT Gamatechno yang merupakan perusahaan milik UGM.
Di tengah berlangsungnya World Economic Forum, UGM berkesempatan menandatangani perjanjian kerja sama antara UGM dan Six Capital Singapore tanggal 19 Januari 2017. Pada kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, serta Perwakilan Tetap Republik Indonesia di Jenewa berkenan hadir dan menyaksikan penandatanganan.
“Kerja sama yang ditandatangani oleh UGM dan SixCap pada pagi hari ini sejatinya merupakan implementasi dari isu-isu terkini yang selama ini saya diskusikan dalam World Economic Forum dan kebetukan saya masuk dalam Komite Production and Innovation. Kerja sama ini merupakan implementasi nyata dari revolusi industri 4.0. Smart village yang menjadi fokus UGM menjadi sangat penting dalam membangun ekonomi bangsa di masa depan,” terang Airlangga.
Pada kesempatan wawancara dengan CNBC, Kepala BKPM, Thomas Lembong, mengapresiasi partisipasi aktif UGM di Davos, yang menunjukkan bahwa innovasi-innovasi di perguruan tinggi dapat ditampilkan secara nyata dan dapat diakses oleh masyarakat di seluruh dunia, dan hal ini akan meningkatkan reputasi Indonesia di mata dunia. Rektor menyampaikan bahwa selama tiga tahun ke depan, UGM akan memiliki kesempatan untuk tampil di Davos dan mempresentasikan karya-karyanya bagi masyarakat di Indonesia.
Dalam rangka merealisasikan kegiatan riset dan inovasi tersebut, Six Capital memberikan donasi dalam rangka pengembangan Digital Innovation Center senilai USD9,17 juta dalam bentuk: (1) pembangunan infrastruktur gedung Digital Innovation Center, (2) kegiatan riset dan inovasi dalam bidang digital innovation, (3) pemetaan lahan gambut dengan teknologi LiDAR seluas 110.000 Ha di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Kepulauan Riau, (4) hibah fasilitas 68 unit komputer untuk Center of Excellence for Financial Trading yang ditempatkan di Pertamina Tower, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, (5) donasi yang telah disepakati sebagai innovation fund dalam rangka hilirisasi start-ups di bidang digital technology yang telah dikembangkan oleh Innovative Academy di UGM, di mana program tersebut mendukung program pemerintah dalam menciptakan 1.000 technopreneurs, serta (6) pembagian 1.000 smartphones gratis ke masyarakat wilayah pedesaan di DIY khususnya di daerah Gunungkidul, Bantul, Kulonprogo, dan Sleman dalam rangka memberikan akses masyarakat bawah terhadap teknologi terutama dalam program preventive healthcare.
Dari berbagai kegiatan riset dan inovasi tersebut, program NusaHealth (www.nusahealth.id) yang merupakan aplikasi personal digital healthcare berbasis smartphone telah disosialisasikan ke masyarakat sebagai salah satu kerangka dalam mengedukasi masyarakat tentang perilaku hidup sehat. NusaHealth menjadi salah satu primadona dalam acara CNBC on Davos tahun ini karena merupakan masa depan di bidang kesehatan. Selain aplikasi NusaHealth, GamaDesa yang dikembangkan bersama Fakultas Pertanian dan PT Gamatechno merupakan aplikasi yang didedikasikan ke masyarakat desa dan para petani dalam rangka meningkatkan kesejahteraan mereka melalui fasilitasi akses informasi harga-harga komoditas pertanian, hama penyakit tanaman, konsultasi ahli pertanian, dan musim tanam.
PT Gamatechno Indonesia adalah perusahaan teknologi informasi milik UGM di bawah PT Gama Multi Usaha Mandiri sebagai perusahan holding. Gamatechno memiliki fokus pada pengembangan sistem dan platform untuk mewujudkan smart city dan smart regency. Setelah 12 tahun berdiri, Gamatechno telah membuat berbagai prestasi penting dalam industri teknologi di Indonesia khususnya di sektor pendidikan, pemerintahan, transportasi, dan industri kecil-menengah. Gamatechno telah meningkatkan total revenues-nya lebih dari 40 kali lipat dari saat pertama kali berdiri. Saat ini Gamatechno telah memiliki lebih dari 300 klien B2B di Indonesia. Misalnya, PT Aino Indonesia yang merupakan anak perusahaan Gamatechno saat ini menguasai 24% pangsa pasar transaksi uang elektronik berbasis chip di Indonesia. (Humas UGM/Satria)