Proses pendaftaran Seleksi Calon Rektor dan Pemilihan Rektor UGM masa bakti 2017-2022 telah memasuki minggu yang ketiga. Sosialisasi publik pun terus dilakukan di berbagai media untuk menginfomasikan dan mengajak khalayak untuk dapat mendaftarkan diri. Menurut data sekretariat panitia seleksi rektor, hingga akhir minggu kedua pendaftaran pada Minggu (29/1) malam, panitia telah menerima 24 pendaftaran secara online.
“Sejauh ini yang sudah merespons dan mendaftar ada lebih 20 orang baik dari dalam maupun luar UGM. Akan tetapi, mereka belum menyerahkan berkas sehingga belum bisa dipastikan secara resmi mendaftar. Kami masih terus menunggu karena batas akhir pendaftaran 17 Februari,” ujar anggota Panitia Kerja Seleksi Calon Rektor dan Pemilihan Rektor UGM Periode 2017-2022, Dr. Arie Sujito, Senin (30/1).
Merujuk kepada Peraturan Majelis Wali Amanat (MWA) UGM No. 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Seleksi Calon Rektor dan Pemilihan Rektor Universitas Gadjah Mada, pada saat mendaftar Bakal Calon Rektor wajib menyerahkan berbagai berkas yang diperlukan seperti berbagai dokumen identitas diri, surat keterangan, serta daftar riwayat hidup. Selain itu, Bakal Calon Rektor juga harus menyerahkan surat pernyataan yang berisi komitmen untuk menjaga kelestarian dan pengembangan nilai-nilai dan jati diri universitas serta dokumen yang berisi penjabaran kebijakan umum universitas ke dalam program kerja dan strategi pencapaian tujuan.
Arie menjelaskan hingga saat ini panitia kerja terus mengomunikasikan perkembangan proses seleksi calon rektor kepada publik, termasuk dengan secara proaktif menyampaikan informasi mengenai perhelatan besar ini di berbagai media. Pemilihan Rektor UGM, menurutnya, bukan sekadar urusan internal UGM, tetapi juga menyangkut kepentingan pendidikan nasional.
“Pilrek 2017 ini memang momentum strategis untuk menjadi titik tolak perbaikan, perubahan dan penguatan misi universitas yang menjadi pilar pendidikan tingkat nasional,” ujarnya.
Karena itu, lanjut Arie, rotasi kepemimpinan tiap lima tahun ini harus dapat menghasilkan pemimpin yang nantinya akan membawa UGM semakin maju dan berkembang.
“Bagaimana pun juga, sebagai universitas terbaik di tingkat nasional, Pilrek UGM 2017 ini menjadi perhatian publik, dan sekaligus begitu kuat harapan mereka agar terpilih rektor yang andal dan bisa diterima oleh komponen UGM serta bangsa Indonesia,” kata Arie.
Terkait kriteria calon rektor yang sesuai, Arie menyebutkan bahwa UGM membutuhkan sosok pemimpin yang memiliki karakter kebangsaan serta mampu membuat terobosan-terobosan bagi kemajuan Indonesia.
“Kita butuh sosok pemimpin yang visioner, memiliki karakter kebangsaan yang kuat, cerdas, dan berani untuk membuat terobosan demi kemajuan UGM dan bangsa Indonesia. Selain itu, rektor UGM ke depan pola kepemimpinannya harus menjadi rujukan universitas lain. Di situlah kita akan bisa kian kontributif untuk pendidikan tinggi bangsa,” jelasnya.
Meski belum bisa dipastikan siapa saja yang akan mendaftarkan diri secara resmi, Arie berharap persyaratan yang sudah ditetapkan dapat menyaring kandidat bakal calon rektor yang benar-benar berkualitas untuk mengikuti proses seleksi selanjutnya.
“Semoga kandidat-kandidat yang nantinya mendaftar adalah yang terbaik dari putra-putri bangsa sehingga Senat Akademik bisa menyeleksi kandidat yang memadai dan MWA akan menentukan satu orang terpilih,” pungkas Arie. (Humas UGM/Gloria)