Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Associate Professor of Biology Faculty of Biology The Collage of Idhao, USA, Luke Daniels, Ph.D., mengatakan kekayaan alam yang ada tersebut menjadi materi yang cukup menjanjikan untuk diteliti secara mendalam dalam pengembangan inovasi iptek.
“Kekayaan alam yang ada di Indonesia luar biasa. Hal ini menunjukkan potensi yang tinggi untuk dilakukan observasi dan penemuan baru bidang biologi,” kata Luke, Senin (30/1) saat mengisi kuliah umum bertema “ Why Biology Matters: Global Challanges and Opportunities” di Fakultas biologi UGM.
Kuliah tersebut merupakan kuliah perdana yang mengawali kegiatan Luke sebagai visiting professor di Fakultas Biologi UGM selama 6 bulan ke depan melalui program Fulbright Fellowships. Dalam kesempatan itu, Luke memaparkan berbagai hal yang menunjukkan arti penting mempelajari biologi, terutama di Indonesia.
“Belajar biologi biasanya didorong oleh rasa keingintahuan. Hal tersebut yang mendorong peneliti-peneliti terdahulu untuk melakukan penelitian dasar tentang biologi” terangnya.
Luke menyebutkan bahwa banyak negara maju yang melakukan penelitian dalam ilmu-ilmu dasar. Selain itu, menjadikan bidang tersebut sebagai prioritas penelitian dan terbukti mampu membawa kemajuan untuk negara. Dia mencontohkan sekitar tahun 1960-an, Amerika banyak menggelontorkan dana untuk penelitian-penelitian dasar, termasuk bidang biologi. Hal tersebut memberikan fondasi yang bagus bagi perkembangan Amerika.
Menurutnya, penelitian dasar tentang biologi penting dilakukan karena dapat menghasilkan alat, metode, ataupun terobosan-terobosan sebagai solusi permasalahan di masyarakat. Penelitian biologi mampu memberikan dampak yang luas di berbagai bidang walaupun dimulai dari penelitian dasar. Seperti yang dilakukan Luke yaitu meneliti bacteriophage yang sedang dikembangkan di The College of Idaho. Bacteriophage merupakan virus yang dapat menginfeksi bakteri dan bahkan dapat membunuh bakteri tersebut.
“Awalnya kami ingin mengetahui mekanisme infeksi bacteriophage pada bakteri dan bagaimana mekanisme pertahanan bakteri dalam merespons infeksi virus tersebut. Namun, pada akhirnya penelitian tersebut dapat berkembang sampai ke bidang epidemiologi, bioinformatik, dan bidang-bidang lainnya,” jelas awardee Fulbright Fellowship tersebut.(Humas UGM/Ika)