Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenristekdikti 2017 telah selesai dilaksanakan. Mengambil tema “Memperkuat Sinergi Ristek dan Dikti Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa” Rakernas Kemenristekdikti 2017 diikuti para wakil pimpinan perguruan tinggi dari berbagai wilayah di Indonesia. Penutupan Rakernas dilaksanakan di Grha Sabha Pramana UGM pada Senin (30/1) malam. Rakernas Kemenristekdikti 2017 dihadiri langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohamad Nasir, Ph.D.
Menristekdikti, Prof. Mohamad Nasir, dalam penutupan Rakernas tersebut memaparkan beberapa kesimpulan menyangkut berbagai hal yang terjadi pada Direktorat Jenderal Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi. Salah satu bidang yang dibahas dalam penutupan Rakernas tersebut yaitu bidang penguatan pembelajaran dan kemahasiswaan.
Pada bidang tersebut, Menristekdikti menekankan adanya budaya mutu pada perguruan tinggi. Selain itu, ia juga mengimbau agar kegiatan-kegiatan kreativitas kemahasiswaan dalam kampus dapat dilakukan secara komprehensif. Pada kesempatan itu, Menristekdikti juga menyoroti tentang verifikasi ijazah. Menristekdikti memprioritaskan perihal pembuatan sistem verifikasi ijazah secara online.
“Tujuan dari verifikasi ijazah tersebut yakni menekan maraknya ijazah palsu yang beredar di kalangan masyarakat,” tegas Nasir.
Selanjutnya, Nasir juga menyinggung keberadaan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Ia berharap ke depan LPTK dapat menghasilkan guru profesional yang siap melaksanakan tugas sebagai guru untuk menciptakan generasi unggul. Menurut Nasir, selama ini ada masalah yang cukup berat terkait guru-guru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Seharusnya, SMK memiliki guru normatif, guru adaptif, dan guru produktif. Akan tetapi, jumlah guru produktif yang terdapat di SMK masih terbatas. “Oleh karena itu, ke depan akan dilaksanakan penyesuaian program profesi guru pada lulusan-lulusan perguruan tinggi khususnya politeknik,” jelasnya.
Rakernas ditutup dengan kegiatan makan malam bersama dan penganugerahan kepada insan dan instansi perguruan tinggi. Pada kategori Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum, Universitas Brawijaya dinobatkan menjadi juara satu, sedangkan juara dua diraih Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan juara tiga dimenangkan Universitas Sriwijaya. Sementara itu, pada kategori Perguruan Tinggi Badan Hukum terbaik diraih oleh Universitas Gadjah Mada.
Selain memenangkan penghargaan sebagai PTN BH terbaik, UGM juga mendapat penghargaan sebagai institusi pengelolaan jurnal terbaik oleh Kemenristekdikti. Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., yang ditemui setelah Rakernas mengaku senang dan bersyukur atas penghargaan yang diraih sebagai PTN BH terbaik dan institusi pengelolaan jurnal terbaik. Menurutnya, penghargaan tersebut dapat tercapai karena usaha kolektif dari seluruh civitas akademika UGM.
“Penghargaan ini bukanlah puncak, melainkan hanya lah awalan saja. Kedepan banyak hal yang masih harus ditingkatkan UGM,” tukas Rektor UGM. (Humas UGM/Catur;foto: Firsto)