Pernah terpikir menjadi duta besar sebuah negara dalam waktu sehari? Damarjiwo Datu (19) sempat merasakan menjadi Duta Besar Denmark untuk Indonesia selama sehari. Mahasiswa Departemen Hubungan Internasional (HI) FISIPOL Universitas Gadjah Mada ini terpilih menjadi Ambassador 1 Day (A1D) yang diadakan Kedutaan Besar Denmark di Indonesia.
Datu, begitu biasa dia disapa, mendapatkan kesempatan menjadi duta besar Denmark untuk Indonesia setelah melalui serangkaian seleksi ketat yang diikuti tidak kurang dari 360 peserta. Terpilih sebagai pemenang, selama sehari Datu menjalankan tugas layaknya Dubes Denmark untuk Indonesia, Casper Klynge. Mulai memimpin rapat dengan para staf di kedubes, mengunjungi terowongan bawah tanah rel MRT, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia dan mantan Presiden RI BJ Habibie, serta berkunjung ke salah satu perusahaan yang bergerak di bidang energi yaitu PT. Adaro Energi.
“Saya melakukan beberapa pertemuan dengan Menlu, Ibu Retno Marsudi, dan beberapa pihak lain untuk mendiskusikan tentang kerja sama Denmark-Indonesia dalam berbagai aspek,” jelasnya, Jum’at (3/2) di kampus UGM.
Datu menyampaikan program Ambassador 1 Day tahun ini dilaksanakan berbeda dengan tahun sebelumnya. Biasanya pemenang A1D akan menjalankan tugas selayaknya Dubes Denmark untuk Indonesia selama sehari. Namun, dalam program tahun ini dilaksanakan selama 2 haru, yaitu pada 31 Januari hingga 1 Februari 2017.
“Biasanya cuma 1 hari aja, tapi kemarin program diperpanjang hingga dua hari,” ungkap mahasiswa semester IV ini.
Program Ambassador 1 Day merupakan kompetisi bergengsi bagi mahasiswa Indonesia yang diselenggarakan Kedutaan Besar Denmark di Jakarta dengan The Habibie Center. Program ini bertujuan untuk mempererat hubungan Denmark dan Indonesia.
Sebelum terpilih sebagai pemenang, Datu harus melalui dua tahapan seleksi, yaitu mengirim esai tentang “renewable energy” dan tes wawancara. Dia mengajukan esai tentang strategi kerja sama bidang pengembangan energi terbarukan.
“Kaget aja saya bisa menang. Pastinya sangat senang bisa terpilih dalam program A1D ini,” kata Ketua Departemen Riset Scandinavia Community (Scanty) UGM ini.
Setelah mengikuti program A1D ini Datu menjadi tertarik dalam dunia diplomatik. Dia pun memantapkan hati untuk bisa menjadi diplomat nantinya.
“Awalnya tidak terpikir menekuni dunia diplomatik, tapi sekarang pengin jadi diplomat,”ujar lelaki asal Condongcatur, Sleman, Yogyakarta ini.
Selain menggantikan tugas Dubes Denmark untuk Indonesia, nantinya Datu juga berkesempatan melakukan study trip ke Denmark pada akhir Februari hingga pertengahan Maret mendatang. Selama kegiatan itu, Datu akan bertemu dengan pejabat teras Kementrian Luar Negeri Denmark, Kedutaan Besar RI di Denmark, serta perusahaan-perusahaan terkemuka yang bergerak di bidang energi di Denmark. (Humas UGM/Ika; Foto: twitter.com/DKinIndonesia)