Lima belas mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih untuk berpartisipasi dalam “Youth Leadership Camp for Climate Change”. Selama tiga hari, 4-6 Februari kemarin bertempat di Cagar Bisofer Cibodas, Jawa Barat, mereka mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh UNESCO untuk Indonesia.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Noviana Nursari, Amelia Nugrahaningrum, Eric Anindita, Zahtamal, Etik Susanti, dan Risa Nayula dari Fakultas Biologi. Berikutnya, Irvandias Sanjaya dan Agnes Laylicha dari Fakultas Psikologi, Aditya Pradana dan Futuha Sara dari Fakultas Geografi. Lalu, Sapnah Rahmawati dari Sekolah Vokasi, Dina Tri Oktaviani, Fabi Alfian Ardyansya, Dhimas Agung, dan Rizki Ramadani dari Fakultas Teknik.
Noviana mengatakan dalam Youth Leadership Camp for Climate Change ini diikuti 50 mahasiswa terpilih dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebelumnya, para peserta harus melalui seleksi dengan mengirimkan daftar riwayat hidup, motivation letter, dan qualification form.
“Dari 161 tim atau 805 peserta yang apply dalam kegiatan ini hanya dipilih 10 tim. Dari 10 tim itu 3 tim diantaranya dari UGM,” jelasnya, Rabu (8/2) di kampus UGM.
Dalam kegiatan yang digelar UNESCO bekerjasama dengan dengan UN CC:Learn, Swiss Agency for Development and Cooperation SDC, The Climate Reality Project, dan Youth For Climate Change ini, para peserta mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi bersama, bertukar gagasan dan rencana aksi kolektif terkait perubahan iklim.
Noviana menyebutkan di hari pertama kegiatan, selama sehari penuh mereka mengikuti workshop yang memaparkan tentang perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim, serta cara-cara dalam mengomunikasikan dampak perubahan iklim di berbagai sektor kehidupan. Berikutnya, di hari kedua peserta diberikan kesempatan untuk melakukan kunjungan ke Cibodas Biosphere Reserve dan workshop pembuatan film. Selanjutnya, di hari terakhir setiap tim melakukan presentasi film pendek yang dibuat tentang perubahan iklim.
“Selain workshop tentang perubahan iklim, setiap tim diberi proyek untuk membuat film pendek terkait perubahan iklim. Hasilnya kemudian dipresentasikan di hadapan seluruh peserta,” paparnya.
Sementara itu, Irvandias Sanjaya mengaku senang bisa terpilih mengikuti ajang bergengsi ini. Menurutnya, kegiatan ini menjadi kesempatan berharga baginya dan mahasiswa lainnya untuk dapat saling bertukar pengalaman, gagasan dan wawasan. Tidak hanya itu, melalui kegiatan tersebut para mahasiswa sebagai agen perubahan dapat menyampaikan aspirasinya terkait perubahan iklim.
“Banyak pengalaman berharga yang saya dapatkan dari kegiatan ini terutama pengetahuan tentang perubahan iklim,”ujarnya.
Meskipun kegiatan yang mereka ikuti sudah berakhir, namun tugas setiap peserta tidak selesai saat itu juga. Setiap peserta diberikan tugas untuk membuat proyek terkait perubahan iklim di daerah mereka masing-msing.
“Setelah kembali dari Youth Leadership Camp for Climate Change, kami diwajibkan untuk membuat sebuah project di daerahnya masing-masing terkait dengan perubahan iklim,” pungkasnya. (Humas UGM/Ika)