UGM menempati posisi pertama dalam peringkat universitas di Indonesia versi Webometrics, diikuti oleh Universitas Indonesia di peringkat kedua dan Institut Teknologi Bandung di peringkat ketiga. Sementara itu, di tingkat dunia, UGM kini menempati posisi ke-817.
“UGM menempati posisi pertama versi Webometrics yang dikeluarkan pada Januari 2017,” papar Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI), Widyawan, ST., M.Sc., Ph.D, Rabu (8/2).
Widyawan menambahkan untuk penilaian peringkat, kriteria yang digunakan antara lain adalah presence (kehadiran), impact (dampak), openness (keterbukaan), dan excellence (keunggulan). Aspek kehadiran diukur berdasarkan volume dari laman website, baik statistik maupun dinamik, yang berada dalam suatu domain universitas, sementara dampak diukur dengan banyaknya referensi (backlink) dari website luar. Untuk aspek kehadiran, penilaian dilakukan terhadap kekayaan repository suatu universitas dari banyaknya rich file (pdf, doc, ppt), sedangkan aspek keunggulan mengacu pada paper yang terpublikasi pada jurnal internasional yang memiliki reputasi tinggi.
Untuk terus meningkatkan reputasi internasional dan telah menjalankan beberapa program yang terbagi dalam kategori academic internationalization, database integration, dan brand equity. Sejak tahun 2015, UGM telah membentuk tim khusus untuk menangani pemeringkatan dan telah melakukan berbagai program. Salah satunya, perpustakaan UGM yang telah menyediakan sumber pembelajaran berupa digital library, baik berupa jurnal online yang dilanggan, maupun karya ilmiah mahasiswa dan dosen yang bisa diakses umum.
“Selain itu, UGM juga sudah lama memfasilitasi dan mendorong unit kerja dan dosen untuk memanfaatkan media web dan internet untuk mengunggah hasil karya dosen dan profil unit kerja. Di sisi lain, setiap dosen dan mahasiswa di UGM difasilitasi blog pribadi, dan semua fakultas maupun departemen juga sudah memiliki web resmi,” paparnya.
Peringkat ini, menurutnya, menunjukkan pengakuan akan kinerja UGM dalam menghadirkan konten digital yang bermutu di dunia maya, sekaligus menjadi bentuk penghargaan bagi para penggiat teknologi informasi di UGM. Ia pun menganggap bahwa pemeringkatan ini bisa dijadikan sebagai benchmark terhadap institusi lain dan menjadi pendorong untuk perbaikan di waktu mendatang, terutama untuk meningkatkan kualitas di tingkat dunia sesuai dengan amanat dalam Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2015-2019.
“Menjadi penyemangat untuk meraih 500 besar tingkat dunia,”pungkasnya. (Humas UGM/Satria)