Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, beserta jajaran pimpinan universitas dan fakultas menerima kunjungan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Jet Bussemaker, yang didampingi oleh beberapa staf dari kementerian yang ia pimpin serta Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Rob Swartbol, Selasa (14/2) sore di Gedung Pusat UGM. Dalam pertemuan ini, perwakilan dari UGM dan pemerintah Belanda membicarakan peluang-peluang kerja sama yang dapat dilakukan oleh kedua belah pihak dalam waktu mendatang.
“Kami ingin mengetahui bidang-bidang apa yang menjadi perhatian dari UGM, dan nantinya kita dapat meningkatkan kolaborasi bersama,” ujar Jet Bussemaker mengawali diskusi.
Saat ini, UGM telah menjalankan berbagai bentuk kerja sama baik di tingkat fakultas maupun universitas dengan beberapa perguruan tinggi di Belanda. Meski demikian, Jet menginginkan agar di masa mendatang kerja sama ini dapat semakin ditingkatkan melalui berbagai program strategis yang disepakati bersama. Dalam kesempatan ini, Jet mengundang UGM untuk dapat mengirimkan lebih banyak mahasiswa serta dosen untuk menempuh studi di Belanda, baik untuk memperoleh gelar S2 dan S3 atau untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa dan dosen serta kegiatan penelitian bersama.
“Kami memerlukan lebih banyak mahasiswa internasional untuk menciptakan kelas yang bernuansa internasional. Hal ini juga dapat menstimulasi kurikulum belajar di universitas-universitas kami,” imbuh Jan.
Terkait bidang-bidang kerja sama yang dapat dilakukan di antara kedua belah pihak, Jan menawarkan berbagai bidang riset strategis seperti pertanian, kedokteran, kesehatan masyarakat, serta teknologi yang menjadi bidang keahlian dari perguruan tinggi di Belanda. Selain itu, ia juga menyampaikan ketertarikan terhadap kerja sama dalam pendidikan vokasi yang menjadi salah satu perhatian penting di Kementerian Pendidikan Belanda. Perhatian terhadap berbagai tingkat pendidikan yang berbeda, menurutnya, sangat diperlukan untuk dapat mendorong kemajuan sebuah negara.
“Kita tidak hanya memerlukan riset-riset fundamental, tapi juga orang-orang yang bisa menerapkannya. Karena itu, kita memerlukan lulusan vokasi yang berkualitas tinggi,” ujarnya.
Hal ini pun disambut baik oleh Rektor UGM serta Dekan Sekolah Vokasi UGM yang langsung menawarkan berbagai skema kerja sama yang mungkin dilakukan dalam waktu mendatang, misalnya program double degree serta sertifikasi bagi lulusan sekolah vokasi. Rektor UGM pun menambahkan bahwa kerja sama dalam bidang ini nantinya dapat semakin mendorong perkembangan pendidikan vokasi di UGM, termasuk dalam membangun relasi antara sekolah vokasi dengan sektor industri.
“Ini adalah isu yang sangat penting, dan kami juga saat ini sedang dalam proses untuk membangun teaching industry yang mengintegrasikan antara pendidikan sarjana dan vokasi. Saya rasa ini sangat sesuai dengan apa yang menjadi perhatian kami,” imbuh Rektor UGM.
Selain kerja sama di bidang pendidikan vokasi, dalam kesempatan ini kedua pihak juga sempat membicarakan kemungkinan kerja sama di berbagai bidang studi lain, seperti pendidikan kedokteran, teknik, serta ilmu budaya dan sejarah. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)