Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukir prestasi di kancah internasional. Pretasi kali ini diraih tim English Debate Society (EDS) UGM yang berhasil meraih juara dua dalam kompetisi Asian English Olympic (AEO).
Tim EDS yang beranggotakan Noel Hasintongan Simatupang dan Dhanny Lazuardi tidak hanya sukses menyabet gelar juara AEO pada kompetisi yang berlangsung di Universitas Bina Nusantara pada 9-13 Februari 2017. Namun, keduanya juga berhasil meraih penghargaan individual. Noel Hasintongan terpilih sebagai 2nd best speaker dan Dhanny Lazuardi sebagai 3rd best speaker.
AEO merupakan kompetisi debat Bahasa Inggris tingkat Asia yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Universitas Bina Nusantara. Acara kali ini diikuti sebanyak 64 tim dari berbagai SMA dan perguruan tinggi di berbagai negara Asia, seperti Bangladesh, Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan lainnya.
Noel menyampaikan dalam kompetisi ini mereka bersaing secara ketat dengan tim-tim tangguh dari berbagai negara di kawasan Asia. Mereka harus melalui serangkaian tahapan seleksi meliputi 6 babak pra eliminasi, babak perempat final, semi final, dan final.
“Kami melakukan debat dalam berbagai tema, seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, hukum, serta isu-isu yang tengah berkembang di dunia,” paparnya, Kamis (23/2).
Noel menyebutkan dalam babak final mereka bertemu dengan 3 tim tangguh lainnya, yakni dari Singapore Management University (SMU), Solbridge University, dan Universitas Indonesia. Dalam babak tersebut memperdebatkan isu komunitas muslim Rohingya di Myanmar. Saat itu, tim UGM berlaku sebagai Opening Goverment.
“Akhirnya, kami terpilih sebagai juara dua, sementara juara satu diraih tim SMU dan posisi tiga tim Solbridge University,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pelatih tim EDS UGM, Sry Hardini Puteri, mengapresiasi keberhasilan yang diraih oleh tim EDS. Capaian dalam kompetisi kali ini diharapkan bisa memacu semangat anggota EDS lainnya untuk turut berprestasi.
“Harapannya prestasi bisa terus ditingkatkan dan tetap mempertahankan tradisi juara,”katanya.
Oi, sapaan Sry Hardini, mengungkapkan bahwa tren kompetisi debat Bahasa Inggris dari tahun ke tahun semakin ketat. Oleh sebab itu, EDS terus memperkuat kualitas anggotanya dengan rutin mejalani latihan sekali dalam seminggu. Selain itu, juga melakukan pelatihan secara intensif selama 2-3 bulan untuk persiapan menghadapi lomba.
“Saat ini tidak sedikit tim dari universitas lain di Indonesia yang mendatangkan foregin coach untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Kami pun berharap dukungan universitas untuk fasilitasi hal tersebut,” harapnya. (Humas UGM/Ika).