Program Innovative Academy telah membuahkan hasil yang nyata. Innovative Academy yang dikembangkan Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi (PUI) UGM bekerjasama dengan KIBAR sebagai inkubator bisnis berbasis teknologi. Innovative Academy diadakan PUI UGM bertujuan untuk mendorong mahasiswa membangun startup teknologi bermanfaat yang menjadi solusi dari berbagai problem di Indonesia. Hasil dari program tersebut telah terlihat dengan terciptanya puluhan startup yang siap memecahkan berbagai masalah di masyarakat.
Sebagai tindak lanjut atas berbagai startup digital yang telah dibuat, Direktorat PUI UGM melaksanakan UGM Innovation Forum dengan judul “Innovative Academy Pitching To Business Practitioners” pada Kamis (23/2) di Ruang Sekip, University Club UGM. UGM Innovation Forum merupakan ajang bagi para pencipta startup digital mempromosikan langsung ciptaannya di hadapan para praktisi ahli yang berkecimpung di dunia bisnis digital. Hadir dalam forum tersebut diantaranya Wibawa Prasetyawan yang merupakan Vice President Digital Business Garuda Indonesia.
Pada forum tersebut, setidaknya ada sembilan startup digital hasil Innovative Academy melakukan presentasinya di hadapan para praktisi. Dalam presentasi tersebut, pembicara dari masing-masing tim startup digital memperkenalkan dan menyampaikan beberapa keunggulan yang dimiliki startup tersebut.
Tim Wemary.com, misalnya, mereka memaparkan stratup digital yang menyambungkan informasi pernikahan mempelai dengan para tamu melalui website terintegrasi. Selain itu, ada juga tim dari Pasieania yang mempresentasikan startup digital mereka. Startup digital tersebut aplikasi yang menghubungkan antar pasien yang memiliki kesamaan penyakit sehingga mereka dapat saling membagi dan membantu. Meski berbagai startup digital yang dipresentasikan tadi sudah cukup baik dan mendapat respons baik dari masyarkat, tapi tak luput dari komentar para praktisi yang hadir memeberikan kritik dan saran.
Iwan, sapaan dari Wibawa Prasetyawan mengatakan bahwa para pencipta startup harus terus memupuk rasa simpati untuk memberikan sesuatu pada lingkungan masyarakat.
“Menurut saya Innovative Academy bukan lagi sebuah program, melainkan sebuah gerakan yang melibatkan banyak orang untuk kepentingan sosial yang lebih luas,” jelas Iwan. (Humas UGM/Catur)