Perencanaan pariwisata yang berkelanjutan adalah pemenuhan kebutuhan wisatawan yang maksimal tanpa mengabaikan kepentingan destinasi dan masa depan lingkungan. Dengan demikian, alam lingkungan hidup dan kelestariannya penting untuk diperhatikan dan mendapat perlindungan agar keanekaragaman hayati tetap terjaga.
Demikian disampaikan Prof. Dr. Helmut F. Weber, Director of Asian Studies and Management/ sustainable Tourism Planning, Departement of Business, Cultural and Legal Studies, Konstanz University of Applied Scienes, Jerman, pada Diskusi Perencanaan Kepariwisataan Berkelanjutan, di Pusat Studi Pariwisata UGM, Kamis (24/2).
“Karena itu, para pelaku wisata harus pandai membuat produk-produk yang unik. Misalnya, pemanfaatan energi terbarukan dengan penggunaan motor listrik tenaga voltage matahari. Ini tentu menarik wisatawan karena produk yang unik membedakan dengan produk-produk lain,” tuturnya.
Menurut Helmut F. Weber banyak contoh kegagalan pengembangan pariwisata karena perenacnaannya kurang matang. Karena itu, hasilnya pun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
“Karena itu, manajemen destinasi wisata menjadi program jangka panjang. Yang harus dipahami dunia wisata selalu berubah dan selalu mencari sesuatu yang baru. Makanya, kita harus memahami pasar sehingga produk destinasi harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar,” katanya.
Terkait kompetensi pariwisata, kata Helmut Weber, yang terpenting adalah apa yang menjadi kebutuhan dan perencanaan dalam pariwisata. Oleh karena itu, pertama-tama yang perlu dipahami adalah soal sistem pariwisata.
“Sektor pariwisata merupakan sisi penawaran dan permintaan karena itu perlu diperhatikan adalah adanya bangunan-bangunan yang memengaruhi pariwisata. Ini harus diperhatikan dalam perencanaan, misalnya seperti perencanaan pariwisata terkait keagamaan di Nepal. Apalagi, Nepal berdekatan dengan India yang agamanya hampir mirip, tentu akan banyak orang India banyak berkunjung ke Nepal. Terkait even-even wisata semacam itu Nepal mestinya bersiap dalam perencanaan,” katanya. (Humas UGM/ Agung)