Sebanyak 16 mahasiswa dan 4 pengajar dari Osaka University melakukan kunjungan budaya ke Yogyakarta pada 11–25 Februari 2017 lalu. Kegiatan ini diselenggarakan atas kerja sama antara Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) UGM dan Osaka University sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada para mahasiswa asing.
Program Kunjungan Budaya ini merupakan kegiatan yang digagas oleh Program on Humanitarian Actions (POHA) yang berada di bawah Institute of International Studies DIHI UGM sejak tahun 2013. Selain diikuti oleh para mahasiswa dan pengajar dari Osaka, program ini juga turut melibatkan 14 mahasiswa pascasarjana Ilmu Hubungan Internasional Minat Khusus Diplomasi Humaniter Global UGM serta pengajar dan peneliti dari UGM dan Osaka University.
Rangkaian kegiatan pada Program Kunjungan Budaya meliputi kunjungan ke Museum Ullen Sentalu, Candi Borobudur, Keraton dan Rumah Budaya Tembi, kegiatan Joint Lecture yang mengangkat isu-isu menarik seputar multikulturalisme Indonesia, Project Cycle Management (PCM) serta penelitian lapangan di kawasan pemukiman Sungai Winongo.
Hani Setyawaskitaningrum, Ketua Koordinator Program, menuturkan mahasiswa Osaka University sangat bersemangat dan tertarik untuk mengetahui keragaman budaya Indonesia terutama Budaya Jawa.
“Program Kunjungan Budaya ini berusaha memperkenalkan kebudayaan Indonesia, khususnya Jawa, kepada mahasiswa Osaka University. Mereka berkunjung ke Tembi Rumah Budaya untuk mempelajari seni membatik, memainkan alat musik gamelan dan mempelajari tarian tradisional,” terangnya, Senin (27/2).
Mahasiswa dari kedua perguruan tinggi ini juga mendapat kesempatan untuk melakukan Joint Lecture dalam satu mata kuliah mengenai manajemen aksi kemanusiaan. Mereka dibimbing oleh pengajar dan praktisi profesional di bidang kemanusiaan baik dari UGM maupun Osaka University.
Pengajar dan peneliti UGM yang berpartisipasi diantaranya Dr. Maharani Hapsari, Dr. Diah Kusumaningrum, Ayu Diasti Rahmawati, M.A, Yunizar Adiputera, M.A, Dana Hasibuan, M.A, dan Agustinus Moruk Taek, M.A. Sementara itu, beberapa pengajar dari Osaka University yang juga turut mengisi perkuliahan, diantaranya Prof. Stefano Tsukamoto, Dr. Maiko Kanda, Yasutoshi Yoshida, dan Steve Muller.
Kegiatan bersama yang dilakukan para mahasiswa dan dosen tidak terbatas pada perkuliahan yang berlangsung di dalam kelas, namun juga disertai dengan penelitian langsung di lapangan. Kali ini, para mahasiswa berkesempatan untuk melakukan kegiatan penelitian di Kawasan pemukiman bantaran Sungai Winongo.
Indra Wijayanto, selaku tim peneliti, memaparkan bahwa Kawasan Pemukiman Bantaran Sungai Winongo dipilih karena 30% warga asli Yogyakarta tinggal di daerah padat tersebut. Mahasiswa pun diminta untuk melakukan pendekatan kepada warga untuk mengetahui problematika yang dihadapi oleh warga di sekitar Sungai Winongo, terutama bagi mereka yang tinggal di kawasan bantaran sungai, serta untuk mengetahui sejauh mana perhatian dari pemerintah daerah terhadap warga bantaran sungai.
Warga bantaran Sungai Winongo, menurut Indra, merupakan potret kehidupan yang rentan terhadap masalah kesehatan, ancaman banjir tahunan, serta lingkungan yang kurang sehat.
“Fakta di lapangan menunjukkan ada banyak keluhan warga mengenai ketidaktepatan sasaran bantuan. Mulai dari tidak meratanya bantuan yang diterima warga hingga bantuan yang mereka dapat masih belum memenuhi kebutuhan,” tutur Indra.
Program ini pun mendapat apresiasi dari para peserta. Selain menjadi sarana untuk saling memahami perbedaan budaya kontras yang dimiliki kedua negara, rangkaian kegiatan ini juga dapat menjadi sarana pembelajaran mahasiswa untuk mengenal persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
“Kegiatan ini memberikan inspirasi penting yang melengkapi substansi dari materi perkuliahan di kelas sehingga mahasiswa memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan pemahaman teoretis dengan praktikal yang bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan informasi, perluasan ide dalam memahami perspektif serta pengalaman yang mapan,” kata F. Ruthi Maharani, mahasiwa pascasarjana HI UGM. (Humas UGM/Gloria)