Dalam bidang layanan, Perpustakaan Universitas Gadjah Mada berusaha menjadi “rumah kedua” bagi civitas akademika. Sesuai Rencana Strategis Perpustakaan 2012 – 2017, upaya mencapai misi tersebut salah satunya dilakukan dengan memperpanjang jam buka layanan selama tujuh hari seminggu (kecuali pada hari libur nasional).
Kepala Perpustakaan UGM, Dra. Nawang Purwanti, M.Lib, mengatakan upaya memperpanjang jam buka layanan ini untuk memberikan kesempatan akses fisik yang lebih lama kepada segenap civitas akademika. Di tahun 2016, layanan akses fisik tujuh hari per minggu telah memasuki tahun ketiga dan respons terhadap perpanjangan jam layanan ini cukup positif.
“Terbukti, selama tiga tahun terakhir angka kunjungan atau akses fisik secara konsisten mengalami kenaikan,” kata Nawang pada puncak Hari Ulang Tahun ke-66 Perpustakaan UGM, Rabu (1/3).
Data menunjukkan di tahun 2014 ada sebanyak 187.390 pengunjung Perpustakaan UGM. Jumlah ini mengalami kenaikan 19 persen menjadi 212.461 di tahun 2015 dan naik lagi 3,7 persen atau 220.344 kunjungan di tahun 2016.
Meski sebagian perpustakaan di fakultas maupun sekolah (Sekolah Vokasi dan Sekolah Pascasarjana) saat ini belum memberlakukan perpanjangan jam layanan seperti di Perpustakaan Pusat, namun angka kunjungan fisik ke perpustakaan di lingkungan UGM secara keseluruhan mengalami kenaikan. Dari 523.526 kunjungan di tahun 2014, naik 15,70 persen menjadi 605.711 di tahun 2015 dan naik 11 persen atau 672 di tahun 2016.
Sementara itu, seiring dengan bertambahnya jumlah populasi generasi digital maka kunjungan virtual ke laman Perpustakaan UGM di http://lib.ugm.ac.id juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Sebanyak 309.406 di tahun 2014, naik fantastis sebesar 225,78 persen atau 1.008.006 di tahun 2015 dan naik lagi 75,81 persen atau 1.772.193 di tahun 2016.
“Untuk terus meningkatkan animo pemanfaatan layanan dan sumberdaya informasi yang disediakan maka secara berkala dan terpadu dilakukan sosialisasi layanan, bimbingan penelusuran database online yang dilanggan oleh universitas. Selain itu, juga mengadakan workshop pemanfaatan aplikasi yang perlu dikuasai oleh civitas akademika, seperti Zotero dan Mendeley untuk aplikasi reference management tools, unggah mandiri karya akhir mahasiswa yang akan wisuda, dan aplikasi AIMOS (Academic Integrity Monitoring System) untuk mendeteksi kemiripan karya tulis,” ungkap Nawang.
Disamping bidang layanan pustaka, pada puncak HUT ke-66 ini juga disampaikan laporan terkait bidang database dan jaringan, bidang sumberdaya manusia, penjaminan mutu, program kerja dan anggaran serta bidang kerja sama. Selain itu, diserahkan pula penghargaan kepada Ronald Tehupiring sebagai mahasiswa pengunjung teraktif, Wilman Darsono sebagai mahasiswa peminjam koleksi silang layan teraktif dan Atris Suyantohadi, S.T.P., M.T, dosen FTP UGM, selaku civitas akademika teraktif dalam akses Database Daring.
Dr. Paripurna P. Sugarda, S.H., L.L.M, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Universitas Gadjah Mada, memberikan apresiasi yang tinggi pada HUT ke-66 Perpustakaan UGM. Dalam kehidupan universitas, Perpustakaan UGM dinilai memiliki peran yang sangat strategis dari SDM Perpustakaan UGM yang luar biasa.
“Ibarat mesin motor, jika motor berjalan maka sang mesin terlepas dari perhatian. Namun, jika mesin atau komponen mesin tidak berjalan maka motor dipastikan juga tidak akan jalan,” katanya.
Paripurna merasa bangga dengan Perpustakaan UGM yang memiliki misi sangat luar biasa yaitu menjadikan perpustakaan sebagai rumah kedua. Rumah kedua tentu saja bukan dalam arti fisik, namun dalam arti perhatian.
“Jika rumah pertama itu tempat kos atau rumah orang tua maka rumah kedua adalah perpustakaan. Bisa dibilang rumah kedua ini, tidak saja dalam arti fisik, tapi dalam arti perhatian. Hal ini tentu saja bermakna Perpustakaan UGM yang berada di tengah kota Yogyakarta sekarang telah memiliki pelayanan yang sama seperti pelayanan di perpustakaan di universitas-universitas terkemuka dunia,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)