Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., meresmikan dua gedung baru Rumah Sakit UGM (RS UGM), Kamis (2/3) bersamaan dengan perayaan HUT RS UGM ke-5. Kedua gedung baru yang pembangunannya dirampungkan pada tahun 2016 ini adalah Gedung Bima yang digunakan untuk klaster penyakit dalam dengan mencakup layanan rawat inap dan poliklinik penyakit dalam, jantung, dan pembulu darah, serta Gedung Parikesit untuk klaster anak sehat yang mencakup layanan rawat inap dan layanan poli rawat jalan kesehatan anak.
“Dua gedung yang baru ini tentunya akan meningkatkan mutu cakupan pelayanan RS UGM. Rumah sakit ini mengembangkan sistem klaster untuk membuat pelayanan satu tempat,” ujar Direktur Utama RS UGM, Prof. Dr. Arif Faisal, Sp.Rad (K).
Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan laporan terkait perkembangan layanan di RS UGM dalam setahun terakhir. Arif menyebutkan bahwa data tahun 2016 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah kunjungan pasien ke RS UGM.
“Kita mengalami kenaikan rata-rata 58 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Saya kira ini juga seiring dengan penambahan beberapa dokter spesialis, diantaranya dokter spesialis jantung, dokter anak, dokter spesialis mata, spesialis bedah digesti, ortopedi, serta spesialis penyakit dalam,” jelas Arif.
Kenaikan jumlah pasien ini, bagi Arif, menuntut RS UGM untuk semakin meningkatkan kualitas layanan kesehatan dalam menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat. Dengan pembangunan dua gedung baru ini, RS UGM telah meningkatkan kapasitas rawat inap hingga dapat menampung 250 pasien dari yang sebelumnya hanya 110 pasien. Di waktu mendatang RS UGM juga akan terus mendorong kegiatan pelayanan dan penelitian, khususnya dalam tiga bidang unggulan RS UGM, yaitu neurosains, ginjal terpadu, serta tumbuh kembang bayi dan anak dengan kebutuhan khusus. Selain itu, dalam waktu dekat RS UGM juga akan membangun trauma centre melalui kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan serta melaksanakan program pendampingan psikologis bagi mantan anggota Gafatar melalui kerja sama dengan dinas kesehatan dan beberapa puskesmas di tingkat kelurahan.
Perkembangan signifikan yang berhasil ditunjukkan RS UGM dalam 5 tahun berdirinya mendapatkan apresiasi dari Rektor UGM. Ia memuji jajaran direksi RS UGM serta Fakultas Kedokteran UGM yang berhasil meningkatkan kualitas layanan di RS ini.
“Saya selalu berkata mari kita bergerak bersama melompat ke arah yang lebih baik. RS UGM jadi contoh faktual yang nyata bagaimana bisa melakukan lompatan dalam waktu 5 tahun,” ujar Dwikorita.
Ia melihat kemajuan ini sebagai sesuatu yang patut disyukuri, terutama ketika melihat bagaimana rumah sakit ini berjuang di tengah berbagai tantangan serta persaingan. Kemajuan ini, menurutnya, tidak terlepas dari kerja sama yang dilakukan dengan berbagai pihak untuk meningkatkan layanan berbasis teknologi serta didukung dengan riset.
“Dalam kondisi semacam itu rumah sakit mengadakan terobosan dengan memberikan fasilitas prima yang belum dimiliki rumah sakit lain. Melalui sistem kerja sama dengan KSO (Kerja Sama Operasi), kita tetap bisa catch up dengan perkembangan teknologi,” jelasnya.
Memasuki tahun keenam layanan RS UGM, ia menyampaikan harapan agar RS UGM terus menunjukkan langkah-langkah terobosan sesuai dengan prinsip socio-enterpreneurship yang dijalankan UGM.
“Mari kita sama-sama melakukann co-creation, berjejaring dengan lingkungan untuk melompatkan layanan kesehatan masyarakat sambil juga melompatkan riset agar bangsa kita lebih maju dan lebih sehat,” imbuh Dwikorita sebelum meresmikan kedua gedung baru RS UGM. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)