Tim peradilan semu Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) terpilih mewakili Indonesia dalam Phillip C. Jessup International Law Moot Court Competition di Washington pada April 2017 mendatang. UGM akan melaju ke kompetisi peradilan semu tingkat internasional beradu dengan sekitar 500 tim lain dari 80 negara di dunia.
Sebelumnya, tim UGM harus berkompetisi dengan 16 tim lain dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia dalam kompetisi tingkat nasional. Pada kompetisi yang digelar di FH UGM, 9-11 Februari lalu, tim UGM berhasil meraih juara tiga. Sementara itu, juara pertama dan kedua berturut diraih tim UI dan tim UPH.
“Tiga besar akan mewakili Indonesia ke tingkat internasional di Washington DC, Amerika Serikat,” kata Ketua tim FH UGM, Yohanes Djingga, Rabu (8/3) di FH UGM.
Hans, panggilan akrab Yohanes Djingga, mengatakan Jessup Competition merupakan simulasi peradilan semu internasional yang mengadopsi sistem peradilan Mahkamah Internasional (International Court of Justice). Acara ini diselenggarakan setiap tahun di Washington DC, AS, oleh International Law Students Association (ILSA).
“Dalam lomba, peserta ada yang menjadi pengacara dan hakim dari sebuah negara yang bersengketa menghadapai negara lain. Peserta melakukan simulasi sidang pengadilan di hadapan Mahkamah Internasional,”urainya.
Dalam lomba di tingkat nasional maupun internasional nanti, secara umum akan mengangkat kasus tentang hukum internasional publik yang dikelompokkan dalam empat topik utama, yaitu kasus pembagian sumber daya alam di perbatasan dua negara (kasus Chile vs Boilivia), perlindungan warisan dunia, perlindungan tempat budaya, dan isu pengungsi.
Selain Hans, tim peradilan semu FH UGM beranggotakan Felicity, Ivan Gautama, Muhhamad Dwista Rasendriya, Sheila Putri Alina, Regina Wangsa, serta Christopher A.J. Mogot. Mereka terpilih mewakili UGM untuk berlomba di level nasional sehingga harus mempersiapkan berkas, riset, menyiapkan argumen dan latihan oral pleading secara intensif selama 6 bulan. Selain itu, juga melakukan kunjungan ke sejumlah firma hukum di Jakarta untuk sesi latihan.
“Persiapan ke Washington kita banyak latihan pleding,” ujarnya.
Hans mengaku senang tim FH UGM dapat lolos mewakili Indonesia di kompetisi tingkat dunia. Pasalnya, capaian ini memecah kebekuan prestasi UGM selama lima tahun terakhir dalam ajang bergengsi ini. Prestasi terakhir diraih pada tahun 2012 ketika tim UGM berhasil melenggang ke Washington menjadi perwakilan Indonesia.
“Setelah tahun 2012, tim FH UGM belum berhasil tembus ke Washington. Mohon dukungan dan doa semua sivitas akademika UGM agar kami bisa mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa dan universitas dalam kompetisi mendatang,” pungkasnya.(Humas UGM/Ika)