Proses seleksi dan pemilihan Rektor UGM 2017-2022 telah memasuki tahapan Forum Aspirasi Masyarakat Universitas. Forum Aspirasi Masyarakat Universitas yang digelar hari ini, Selasa (21/3) di Balai Senat, diperuntukkan bagi kalangan Guru Besar UGM.
Prof. Dr. Ir. Sasongko Pramono Hadi, DEA, salah satu panitia kerja (panja) Penjaringan Rektor UGM periode 2017-2022, mengatakan penjaringan aspirasi dari Guru Besar untuk bakal calon Rektor UGM ini merupakan tahapan prosesi yang sangat penting. Penjaringan aspirasi kali ini merupakan bagian dari 4 tahap penjaringan aspirasi yang akan dilakukan bakal calon Rektor UGM.
“Tanpa mengecilkan arti kedatangan bapak ibu pada forum ini, namun tersirat kesan nampaknya calon-calon rektor begitu luar biasa hebat sehingga mereka mempercayakan proses ini,” ujar Sasongko.
Kehadiran para Guru Besar, kata Sasongko, tentu akan memberikan apa-apa yang perlu dilengkapi untuk program-program kerja yang akan disampaikan para bakal calon rektor. Dengan begitu, partisipasi, masukan, atau apapun diharapkan bisa mendorong bagi kebaikan atau kejayaan UGM.
Menurutnya, UGM sesungguhnya mengemban banyak mandat yang sangat berat, terutama mandat UGM sebagai Balai Nasional Ilmu Pengetahuan. UGM sebagai pelopor perguruan tinggi nasional dan berkelas dunia mengharuskan para bakal calon rektor untuk mampu membawa UGM pada posisi yang semakin bagus di tingkat dunia.
“Saya kira itu bisa dijadikan janji dan semoga semua bakal calon rektor bisa membawa lebih tinggi lagi,” katanya.
Adapun sebanyak delapan bakal calon rektor UGM, yaitu Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc., Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.Med.Ed., Ph.D., Dr. Drs. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., dalam kesempatan ini memaparkan visi dan misi maupun program kerja mereka di hadapan para Guru Besar.
Dalam paparannya, Dr. Erwan Agus Purwanto memaparkan tentang konsep jati diri UGM sebagai Balai Nasional Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan. Sementara itu, Prof. Mudrajad Kuncoro menyajikan paparan mengenai UGM Top 2017-2022 Road Map, Strategi, dan Program Kerja. Di tempat sama, Prof. Nizam menyampaikan tentang program kerja untuk menunaikan mandat agar UGM semakin mendunia.
Calon lainnya, Prof. Panut Mulyono sepakat tentang adanya sinergi bersama yang unggul agar UGM makin maju. Prof. Ir. Dwikorita Karnawati menekankan adanya formula, strategi, dan lompatan untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa seperti persoalan kesenjangan dan kemanusiaan. Di sisi lain, Prof. Ali Agus membawakan paparan mengenai peneguhan jati diri UGM agar memiliki kewibawaan akademik kembali. Dr. Paripurna banyak memaparkan tentang optimalisasi peran guru besar untuk mencapai kejayaan UGM. Titi Savitri, Ph.D, selain menyajikan program kerja menuju UGM unggul dan berkeadilan sekaligus bisa menjadi panutan bagi kesejahteraan bersama.
Pada forum tersebut, para Guru Besar memberikan aspirasi dan masukan kepada para bakal calon rektor. Prof. Dr. Ir. Zuprizal, DEA., menilai delapan bakal calon bagus semua. Semua visi dan misi serta program kerja jika dikompilasi maka akan menjadi program kerja yang bagus sekali.
“Karena ada yang memiliki pandangan global yang sangat bagus, namun ada yang sangat teknis, kalau kemudian dipadu tentu sangat bagus,”katanya.
Hal senada disampaikan Prof. Bambang Rusdiarso, dosen FMIPA UGM. Menurutnya, semua program bakal calon rektor UGM baik dan perlu disinergika dan dikerjakan bersama.
“Saya mewakili stakeholder internal. Jadi, saya mengibaratkan seorang rektor itu manajer dan pejabat politik. UGM memiliki dosen yang hebat, mahasiswa yang hebat maka dengan memiliki manajer yang baik UGM akan menjadi hebat. Untuk hebat harus ada evaluasi diri, kita ambil contoh pemimpin saat ini yang sedang tren adalah tipe orang yang tidak banyak bicara tapi aksinya banyak,” katanya.
Prof. Bambang Kironoto menyampaikan hingga saat ini hampir sebanyak 39 persen dosen di UGM sudah lebih dari 10 tahun tidak naik pangkat. Hal ini tentu ada permasalahan yang harus diperbaiki, apakah masalah pribadi dosen atau institusi.
“Meski begitu, mestinya institusi memiliki peran untuk masalah ini sehingga jika hampir 40 persen dosen tidak naik pangkat, ini pastinya ada sesuatu yang perlu diperbaiki, apakah sistem monitoringnya yang perlu diperbaiki, fasilitasi, atau lain sebagainya,” katanya.
Sementara itu, Prof. Koentjoro menyatakan siapapun rektor terpilih memiliki pekerjaan rumah yang hingga kini belum terselesaikan, yaitu persoalan tunjangan kinerja. Persoalan ini akan menuai tuntutan sampai kedepan.
“Karena itu mohon diperhatikan betul terkait tunjangan kesejahteraan itu,” katanya.
Adapun jadwal forum aspirasi yang sudah ditetapkan oleh panitia kerja, yaitu pada Selasa, 21 Maret 2017 pukul 08.00–12.00 WIB di Balai Senat untuk dosen guru besar, sedangkan forum aspirasi bagi dosen nonguru besar akan diadakan pada hari Kamis, 23 Maret 2017 pada jam dan tempat yang sama. Sementara itu, dalam minggu selanjutnya akan diadakan forum aspirasi bagi tenaga kependidikan, yaitu pada Rabu, 29 Maret 2017 pukul 08.00–12.00 WIB di Grha Sabha Pramana lantai 1, serta bagi mahasiswa di tempat yang sama pada Kamis, 30 Maret 2017 pukul 12.00–16.00 (Humas UGM/ Agung;foto: Firsto)