Keberadaan Tenaga Kependidikan (Tendik) di sebuah perguruan tinggi menjadi organ penting untuk mendorong kemajuan sebuah universitas sehingga bisa sejajar dengan universitas berkelas dunia. Oleh karena itu, kualitas SDM pegawai tenaga kependidikan harus ditingkatkan dengan memberikan peluang mereka untuk menempuh pendidikan lebih lanjut, adanya kepastian jenjang karier, dan peningkatan kesejahteraan, salah satunya melalui tunjangan kinerja. Demikian yang sempat mengemuka dalam penjaringan aspirasi dari delapan bakal calon Rektor UGM di hadapan Tendik yang berlangsung di Grha Sabha Pramana, Rabu (29/3).
Sebanyak delapan bakal calon Rektor UGM tersebut, yakni Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc., Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si., dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, M.Med.Ed., Ph.D., Dr. Drs. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., dan Prof. Ir. Nizam, M.Sc., Ph.D., menyampaikan program kerja mereka sebagai bakal calon Rektor UGM 2017-2022.
Mudrajad Kuncoro yang mendapatkan kesempatan pertama menyampaikan program kerja sebagai bakal calon rektor UGM berjanji akan lebih fokus meningkatkan kesejahteraan Tendik. Ia memperkenalkan program ‘UGM Care’ untuk meningkatkan kesejahteraan dosen dan tenaga kependidikan. Menurutnya, program tersebut akan mampu mengurangi ketergantungan UGM dari dana subsidi pemerintah pusat. Menurut Mudrajad Kuncoro, jumlah Tendik UGM saat ini mencapai 5.081 orang pegawai, terdiri 2.979 PNS, 279 pagwai tetap, 1.823 pegawai tidak tetap. Status pegawai dinilainya juga menyebabkan adanya gap penghasilan yang diterima antar pegawai. Ia pun akan melakukan berbagai langkah dan terobosan dengan menaikkan insentif melalui skema gaji pokok, penilaian kinerja dan berdasarkan posisi pegawai.
Titi Savitri, Ph.D., berjanji akan memberikan banyak hak yang akan dimiliki pegawai apabila terpilih sebagai Rektor UGM selanjutnya. Mulai dari tunjangan, fasilitas hingga jaminan pensiun. Tidak hanya itu, para pegawai yang akan menghadapi masa pensiun juga diberikan bimbingan kewirausahaan.
“Pensiunan jangan sampai menderita, sejak dari awal sudah akan disiapkan,” paparnya.
Berikutnya, Panut Mulyono menegaskan dirinya akan mengedepankan transparansi pengelolaan anggaran dan mencarikan pendanaan alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai. Disamping itu, sistem pendukung pengembngan SDM saat ini harus dibenahi agar SDM yang bekerja lebih mumpuni dan terjamin kesejahteraannya.
“Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai,” katanya.
Dwikorita Karnawati mengatakan UGM tetap mengedepankan budaya meritokrasi di kalangan Tendik. Ia mengakui saat ini terdapat kesenjangan pendapatan yang diterima antar pegawai.
“Ada Tendik yang penghasilan paling rendah Rp2,1 juta tapi ada yang mencapai 20-30 juta dan jumlahnya sekitar 12 orang,” ujarnya.
Kesenjangan penghasilan tersebut, menurutnya, dikarenakan adanya perbedaan tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang dimiliki masing-masing fakultas. Ia berencana untuk melakukan terobosaon agar terjadinya pemerataan penghasilan di kalangan pegawai.
Sementara itu, Prof. Nizam lebih menyoroti tentang pentingnya pengembangan SDM pegawai yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan. “Perlu ada perampingan organ organisasi karena yang ada sekarang ini terlalu gemuk sehingga tidak efektif,” katanya.
Selanjutnya, Paripurna berjanji akan meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan kesejahteraan para pegawai. Ia akan memperbaiki rasio usia, tingkat pendidikan dan golongan pegawai. Menurutnya, para pegawai akan diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi agar kompetensi dan kepemimpinan makin meningkat. “Kita berikan kesempatan pegawai untuk menempuh S2 atau bahkan S3 jika memang dirasakan memiliki kemampuan,” tegasnya
Dalam kesempatan itu, Paripurna berjanji akan mendorong pemerintah untuk memenuhi kewajibannya membiayai tunjangan kinerja kalangan Tendik UGM yang dinilainya masih belum terealisasi.
Di tempat sama, Ali Agus menuturkan apabila ia diberi kesempatan untuk menjadi Rektor UGM, ia akan memimpin dan mengelola universitas sebaik-baiknya untuk melayani seluruh komponen.
Ia berjanji akan mengusahakan bagaimana para pegawai bisa bekerja dengan suasana hati senang, badan tetap sehat dan pendapatan yang diterima pun mencukupi. “Separuh hidup pegawai itu dihabiskan untuk bekerja di kantor. Bagaimana mereka yang bekerja itu tetap selalu sehat, hatinya senang, dan pendapatannya cukup,” ujarnya.
Sementara itu, Erwan Agus Purwanto mengatakan pengembangan talent para pegawai di lingkungan UGM saat ini masih sangat lemah. Hal ini disebabkan masih adanya tumpang tindih dalam hal manajemen pengelolaan program studi. “Tendik itu bagian dari skenario untuk mendorong kemajuan UGM. Kualitas SDM Tendik harus dioptimalkan agar visi dan misi UGM bisa tercapai,” katanya.
Untuk mencapai visi misi tersebut, kata Erwan, perlu dilakukan penataan kelembagaan dan perbaikan tata kelola hubungan antar universitas, fakultas dan pusat studi. “Jangan sampai otonomi yang kita miliki sekarang ini mengurangi tingkat kesejahteraan dan potensi yang bisa dikembangkan dari SDM yang sudah ada,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Firsto)