Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (KSK Biogama) mengeksplorasi wilayah perairan Pulau Wangi-wangi yang berada di gugusan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Kegiatan berlangsung pada bulan Desember 2016 hingga Januari 2017.
“Ekspedisi ini bertujuan untuk mengungkap potensi biodiversitas laut Pulau Wangi-wangi,” kata Koordinator panitia ekspedisi 1 Nyali, Citra Septiani, Selasa (4/4) di Fakultas Biologi UGM.
Ekspedisi yang mengangkat tema “Explore, Learn, and Discover” diikuti 29 anggota KSK. Kedua puluh sembilan mahasiswa tersebut melakukan ekspedisi yang terbagi dalam lima tim penelitian yakni tim penelitian Algae dan Lamun, Crustacea, Echinodermata, Mollusca, serta Pisces dan Coral. Mereka melakukan pengamatan dan penelitian terkait ekosistem dan biodiversitas laut di empat lokasi yakni Pantai Liya, Soumbu, Waha, dan Waelumu.
“Potensi perairan di Pulau Wangi-wangi tergolong tinggi, spesies ikan, hewan laut, dan terumbu karangnya cukup beragam ” ungkapnya.
Hasil eksplorasi di Pulau Wangi-wangi tersebut telah didiseminasikan pada Sabtu (1/4) di Auditorium Fakultas Biologi UGM. Selain diikuti oleh mahasiswa turut hadir perwakilan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY dan Balai Lingkungan Hidup DIY. Hasil ekspedisi menunjukkan Pulau Wangi-wangi memiliki keanekargaman spesies yang cukup beragam.
Dari penelitian di Pantai Soumbu diketahui 7 spesies lamun atau tumbuhan Angiospermae hidup di dasar laut pada zona intertidal pantai tersebut, yaitu Halodule uninervis, Syringodium isoetifolium, Enhalus acoroides, Thalassia hempricii, Halodule pinifolia, Halophila ovalis, dan Cymodocea rotundata. Selain itu terdapat 7 spesies Echinodermata seperti dari kelas Asteroidea (bintang laut), Echinoidea (bulu babi), Holoturidea (timun laut), dan Crinoidea (lili laut). Berikutnya 13 famili Mollusca (siput laut dan kerang-kerangan) dari kelas Gastropoda di antaranya yaitu Mitridae, Columbellidae, Neritidae, dan Conidae. Kemudian 9 famili Crustacea (udang-udangan dan kepiting) seperti Eriphididae, Majidae, Grapsidae, Portunidae, Gecarcinidae, Pilumnoidae, Xanthidae, Diogenidae, dan Gonodactylidae.
Demikian pula di Pantai Waha biota lautnya cukup beragam. Terdapat 11 famili ikan karang, Echinodermata, 4 famili anggota Crustacea, 4 famili anggota Mollusca, serta 9 spesies lamun. Sementara tutupan karang di kedalaman 3 meter terdapat karang hidup sebanyak 51%, kedalaman 9 meter karang hidup sebanyak 25 % dan di kedalaman 10 meter karang hidup hanya 10%.
Berikutnya, di Pantai Waelumu masih dijumpai 10 famili ikan karang, 5 spesies Echinodermata, 5 famili anggota Mollusca, dan 8 famili anggota Crustacea. Sedangkan di Pantai Liya ditemukan sebanyak 5 spesies Echinodermata, 3 famili anggota Mollusca, 7 famili anggota Crustacea, serta 1 spesies lamun.
Selain melakukan penelitian, dalam ekspedisi ini tim KSK juga menyelenggarakan short course tentang pengelolaan terumbu karang dan ekowisata desa. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga laut dan lingkungannya kepada anak-anak di Kampung Bajo.
Citra menyampaikan hasil ekspedisi telah terangkum dalam Buku Hasil Ekspedisi Sulawesi Tenggara KSK Biogama, Wakatobi 2017 Tahap I dan masih akan dilanjutkan dengan buku Tahap II mengenai biodiversitas laut Pulau Wangi-Wangi, Taman Nasional Wakatobi. Dia berharap hasil ekspedisi ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, akademisi, dan masyarakat luas. (Humas UGM/Ika)