Sembilan mahasiswa UGM terpilih menjadi delegasi Indonesia pada Asia Urban Youth Assembly (AUYA) 2017. AUYA merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh UN Habitat (United Nations Human Settlements Programe) yang bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia, serta Majelis Bandaraya Melaka. Kesembilan mahasiswa UGM diundang langsung untuk menghadiri AUYA 2017 yang digelar pada 25-28 Maret di Melaka, Malaysia.
AUYA 2017 mengundang sebanyak 300 delegasi dari 22 negara di kawasan Asia-Pasifik. AUYA diselenggarakan sebagai platform pemuda di Asia untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mengenai best-partices pembangunan perkotaan yang melibatkan kontribusi pemuda di dalamnya. Pertemuan tersebut terdiri dari 11 Parallel Session dengan beragam tema terkait Urban Youth and City Planning, Cultural Night, Earth Hour Walk, hingga Heritage City Your.
Sembilan mahasiswa UGM yang terpilih menjadi delegasi Indonesia pada AUYA 2017 berasal dari berbagai fakultas. Mereka adalah Aditya Pradana dan Diana Febrita dari Fakultas Geografi. Emmy Yuniarti Rusadi, Karina Oriza Herastuti, dan Budi Utomo berasal dari Fakultas Teknik. Shela Nur Widyastuti dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Dwi Thia Putri dan Novia Nurist Naini dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik serta Aldila Irsad Noi dari Fakultas Hukum.
“AUYA memberikan ruang bagi pemuda untuk turut serta dalam pembuatan rekomendasi kebijakan dan program yang dapat memastikan peran partisipasi aktif pemuda dalam New Urban Agenda dan Agenda 2030,” jelas Diana, Selasa (4/4).
Sementara itu, pendapat lain disampaikan oleh Aditya. Menurutnya, AUYA 2017 menjadi kesempatan berharga untuk dapat bertukar wawasan, pengalaman, serta menyuarakan ide pemuda Indonesia. Dalam sesi Hack-A-Thon AUYA 2017, Aditya bersama peserta dari negara lain berkesempatan merumuskan ide pemecahan masalah “Slum Disintegration Community”. Ide delegasi AUYA akan dibawa ke dalam World Urban Forum ke 9 mendatang di Kualalumpur, 2018.
“Melalui forum ini maka peran generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan perkotaan berkelanjutan semakin terbuka lebar,” tambah Aditya. (Humas UGM/Catur)