Pulau Seram yang terletak di Kabupaten Maluku Tengah menyimpan segudang potensi yang dapat membawa wilayah ini menjadi lebih maju hingga setara dengan pulau-pulau lain di Indonesia. Di pulau ini terdapat potensi sumber daya alam terbarukan yang melimpah, diantaranya tanaman kelapa serta komoditas perkebunan lainnya seperti kakao, damar, dan kemiri. Hal ini mendorong sekelompok dosen UGM untuk melakukan program pemberdayaan bagi masyarakat setempat untuk dapat mengolah beragam potensi yang ada.
Kelompok yang beranggotakan Prof. Dr. Ir. Sutardi, MAppSc. dari Fakultas Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Hary Sulistyo dan Dr. M. M. Azis, MSc. dari Fakultas Teknik, Dr. Ir. Lestari Rahayu W. dari Fakultas Pertanian, serta Drs. Purwanto, MPhil. dari FISIPOL merupakan salah satu dari 4 kelompok yang memperoleh pendanaan melalui program Community Resilience and Economic Development (CaRED) UGM. Program yang ditopang dana dari hasil kerja sama UGM dengan Ministry of Foreign Affair and Trade (MFAT) New Zealand ini memberikan kesempatan bagi staf pengajar UGM untuk mengajukan usulan atau proposal kegiatan tentang pemberdayaan masyarakat di Kawasan Timur Indonesia.
“Program tersebut dilaksanakan di Desa Isu, Kecamatan TNS Waipia, Kabupaten Maluku Tengah, selama periode kurang lebih 30 bulan sejak Juli 2016 hingga Oktober 2018 dan telah mendapat dukungan dari berbagai pihak,” ujar Sutardi selaku Principle Investigator kelompok tersebut, Selasa (4/4).
Program yang dijalankan oleh para dosen UGM ini diberi judul Empowerment of Central Maluku Regency Community to Promote Sustainability of Small and Medium Scale Integrated Coconut Processing Industry. Hadirnya inovasi teknologi yang senantiasa berkembang, menurut Sutardi, telah mampu meningkatkan pemanfaatan buah kelapa secara terpadu sehingga dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang sangat besar manfaatnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Karena itulah, pemberdayaan pemrosesan kelapa menjadi fokus utama dari program yang mereka kerjakan sebagai suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan demikian akan mempersempit kesenjangan antar wilayah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan segala kebinekaannya yang harus kita jaga dan amankan untuk mewujudkan bangsa yang bersatu, maju, dan sejahtera serta berkeadilan,” jelasnya.
Menjelang tahap awal periode tahun kedua dari program ini, dukungan juga diberikan oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dengan mengalokasikan kegiatan KKN PPM UGM tahun 2016/2017 di lokasi program CaRED di Desa Isu, Kecamatan TNS Waipia, Maluku Tengah, dengan fokus pengembangan industri pengolahan kelapa terpadu skala UMKM. Lebih lanjut Sutardi menjelaskan dengan dukungan program KKN PPM UGM tersebut, besar harapan tim pelaksana Program CaRED UGM untuk melakukan percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Isu, agar segera terwujud desa mandiri dan sejahtera melalui serangkaian program pemanfaatan potensi sumber daya lokal.
“Program percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di kawasan Timur Indonesia tentu akan lebih berhasil jika program CaRED tersebut mendapat dukungan dari UGM secara berkelanjutan baik program KKN PPM maupun program lain yang memiliki arah pemerataan pembangunan di kawasan Timur Indonesia,” kata Sutardi.
Ia pun berharap agar program tersebut tidak berhenti sebatas pada jangka waktu yang ditentukan, melainkan dapat berlanjut dan direplikasi di wilayah-wilayah lain di Indonesia yang memerlukan perhatian secara khusus.
“Harapannya masyarakat di kawasan Timur Indonesia dan lebih khusus lagi Masyarakat Pulau Seram memahami dan merasakan betapa besar perhatian dan upaya UGM untuk membantu pemerintah dalam rangka pemerataan pembangunan. Keberhasilan program tersebut dapat direplikasi di desa-desa lain di Pulau Seram yang juga memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria)