Potensi bekatul sebagai sumber minyak pangan dan sumber oryzanol, bahan kimia bernilai tinggi karena bermanfaat untuk kesehatan. Minyak bekatul diketahui mempunyai kandungan oryzanol yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung dan sistem kardiovaskuler. Namun begitu, teknologi pemisahan kandungan oryzanol dari minyak bekatul belum banyak dikembangkan di Indonesia.
Mahasiwa Program Doktor Fakultas Teknik UGM, Ari Diana Susanti, S.T., M.T., berhasil meneliti model pemisahan oryzanol dari minyak bekatul lewat proses adsorpsi. Proses adsorpsi-desorpsi dalam bentuk krimatografi ini digunakan untuk memperoleh oryzanol dengan tingkat kemurnian tinggi. “Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh komposisi pelarut yang cocok dan waktu siklus optimum proses adsorpsi dan desorpsi,” kata Ari Diana Susanti dalam ujian terbuka promosi doktor di gedung KPTU Fakultas Teknik UGM, Selasa (11/4).
Penelitiannya yang berjudul Studi Pemisahan Oryzanol dari Minyak Bekatul dengan proses adsorpsi ini dapat diketahui bahwa campuran pelarut n-heksana dan aseton dengan rasio 85 persen dan 15 persen menunjukkan adanya kemampuan yang cukup baik dalam proses adsorpsi oryzanol dari minyak bekatul. Sementara pada kisaran suhu 29 hingga 40 derajat celcius adsorpsi oryzanol bersifat reversibel dan eksotermis.
Ari Diana Susanti menambahkan dari hasil berbagai percobaan menunjukkan bahwa proses adsorpsi sebaiknya dihentikan ketika recovery adsorpsi mencapai 95 persen dan proses desorpsi juga dihentikan ketika recovery desorpsi mencapai 70 persen.
Meski proses adsorpsi dan desorpsi menunjukkan potensi sebagai salah satu metode isolasi oryzanol, namun belum banyak tersedia bahkan pelarut yang digunakan kurang aplikatif untuk proses komersial. “Oleh karena itu, proses pemisahan oryzanol dari minyak bekatul secara adsoprsi perlu dilakukan dengan mengetahui komposisi pelarut yang potensial untuk skala industri,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)