Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Gadjah Mada (UGM), Wyncent Halim, mengukir prestasi di level internasional. Dalam United Nation Habitat Simulation 2017 yang berlangsung pada 11-13 April 2017 lalu, Wyncent meraih penghargaan sebagai “Best Delegate” atau delegasi terbaik.
UN Habitat Simulation merupakan simulasi sidang PBB yang diselenggarakan Friderich Naumann Foundation, Jerman bekerjasama dengan Climate Institute. Kegiatan kali ini mengusung tema besar “Solution for Cities and Climate Change”.
Model simulasi sidang PBB ini diikuti 314 peserta dari berbagai negara di kawasan Asia pasifik meliputi mahasiswa program sarjana, pascasarjana, dan umum. Dalam acara yang digelar di Hotel Santika Premiere Bintaro, Tangerang, Indonesia ini, Wyncent menjadi delegasi dari negara China.
“Bangga sekali dalam ajang bergengsi ini saya terpilih sebagai juara 1 atau best delegate dan diberikan kesempatan untuk liburan gratis di Kepulauan Seribu guna mengampanyekan perubahan iklim,”paparnya Senin (17/4) di FH UGM.
Wyncent menjelaskan seleksi dalam UN Habitat berlangsung dalam dua tahap. Tahapan pertama seleksi berkas dan wawancara untuk dipilih 27 terbaik dari kawasan Asia Pasifik. Selanjutnya, dari jumlah tersebut disaring 3 terbaik melalui format simulasi sidang PBB UN Habitat.
Selain Wyncent, terdapat 4 mahaisswa UGM lainnya yang berhasil lolos dalam 27 besar UN Habit Simulation 2017 ini. Mereka adalah Angelo Wijaya (HI-FISIPOL), Muhammad Rizki (FH), Irvandias Sanjaya (Fakultas Psikologi), serta Aditya Pradana (Fakultas Geografi).
“Dalam simulasi sidang UN Habitat ini, setiap peserta mewakili sebuah negara. Kami diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dalam berdiskusi terkait berbagai isu global yang rutin dibahas di sidang PBB, terutama tentang perubahan iklim,” papar peraih juara 1 Mapres Sarjana UGM 2017 ini.
Pada simulasi sidang tersebut, peserta diminta untuk membuat resolusi tertulis terkait gagasan yang dikemukakan dalam mengatasi persoalan perubahan iklim. Resolusi berupa ide dan gagasan konkrit bagi kota-kota dalam menghadapi ancaman perubahan iklim global tersebut dipresentasikan di hadapan forum.
Wyncent mengajukan solusi penerapan sistem perdagangan emisi (ETS) melalui mekanisme Cap and Trade. Lalu, pembentukan Global Sustainable Urban Development Trust Fund yang akan dikelola UN Habitat untuk membantu negara-negara berkembang. (Humas UGM/Ika)