Dua tim mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM berhasil meraih gelar juara kedua dan juara ketiga dalam Kompetisi Esai Nasional Development Economics Event (DEE) yang berlangsung di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat pada 7 April lalu. Mengangkat tema terkait financial technology, dalam kompetisi ini para mahasiswa dituntut untuk mengasah kemampuan mereka dalam menganalisis isu-isu terkini dalam perekonomian nasional, khususnya yang berkaitan dengan perkembangan teknologi finansial.
Dalam kompetisi ini, tim pertama yang beranggotakan Ulayya Gempur Tirani (Akuntansi 2014), Alexander Michael (Ilmu Ekonomi 2014), dan Putu Arya Wigita (Ilmu Ekonomi 2014) berhasil mendapatkan Juara II. Sementara itu, tim kedua yang beranggotakan Ega Kurnia Yazid (Ilmu Ekonomi 2015), Ahmad Zufar Robbani (Ilmu Ekonomi 2015), dan Handoko (Ilmu Ekonomi 2015) berhak atas gelar Juara III dalam kompetisi tersebut.
Development Economics Event sendiri merupakan rangkaian acara tahunan yang diselenggarakan oleh Universitas Parahyangan, yang salah satu kegiatannya adalah kompetisi esai tingkat nasional. Tahun ini, DEE bekerjasama dengan Bank Indonesia Fintech Office mengangkat tema Financial Technology dengan berbagai subtema yang menarik untuk dibahas.
Untuk dapat berpartisipasi, peserta diharuskan menulis esai sesuai dengan subtema yang diminati. Salah satu perwakilan UGM, Ulayya, menjelaskan bahwa dari tema besar lomba yang telah ditentukan, kelompok mereka memilih subtema terkait Fintech dan Masa Depan Perbankan. Subtema ini, menurutnya, menjadi sangat menarik untuk diulas mengingat sampai saat ini belum banyak masyarakat yang sadar akan adanya berbagai alternatif pembiayaan secara online. Padahal, lanjutnya, alternatif ini sebenarnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan pengajuan kredit perbankan konvensional.
“Di masa depan, jika teknologi finansial semakin dikenal banyak orang, tentunya akan ada efek disruptifnya terhadap perbankan konvensional. Oleh karena itu, kami berusaha menganalisis apakah adanya teknologi finansial, khususnya yang bergerak di platform peer to peer lending, akan menjadi rival atau teman bagi perbankan konvensional,” ujarnya Selasa (18/4).
Penulisan esai ini ia akui menjadi tantangan tersendiri baginya dan tim. Meski demikian, mereka cukup terbantu dengan keterlibatan dari para dosen yang memang cukup menguasai tema yang dilombakan.
“Dalam pembuatan esai ini sendiri tim kami melakukan banyak literature review dan konsultasi ke dosen-dosen kami yang memang ahli di bidang teknologi finansial,” imbuh Ulayya.
Setelah periode pengumpulan esai ditutup, puluhan esai dari berbagai daerah di Indonesia yang masuk diseleksi dan dipilih lima esai terbaik untuk dapat mempresentasikan esainya di hadapan juri yang berasal dari Bank Indonesia.
“Kami mengumpulkan esainya pada 19 Maret, kemudian dari esai-esai yang terkumpul hanya dipilih lima esai terbaik untuk diundang ke Bandung. Di Bandung itu kita mempresentasikan esai di hadapan juri,” ujarnya.
Dari hasil presentasi lima besar tersebut maka keluarlah tim pertama FEB UGM dengan judul esai “Antara Platform Peer-to-Peer Lending dan Kredit Perbankan Konvensional: Lawan atau Kawan?” sebagai juara II dan tim kedua FEB UGM dengan judul esai “Playing and Investing? Studi Kasus Permainan Berbasis Financial Technology” sebagai juara III. (Humas UGM/Gloria)